Harapanku ketika melalui empat
jam perjalanan pakai taksi (sebutan semacam travel atau angkutan luar kota di
sini) adalah terlelap tidur setelah seharian bekerja di kantor. Sungguh, hari
ini supir taksi jurusan Amuntai ini TERLALU. Dia menyalakan dangdut koplo
dengan volume ektra kencang. Memasang head set dan menyetel lagu kegemaran
tidaklah mempan untuk menangkalnya. Finally,
sepanjang perjalanan rasanya seperti kantuk yang menggantung.
Pada kasus-kasus seperti ini,
termasuk “bau” adalah
salah dua alasan yang membuat sebagian orang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi saat perjalanan jauh. Aku sendiri kadang kesal dengan supir yang sama sekali tidak menghiraukan waktu shalat penumpangnya. Beruntung kalau sedang lapar, joki taksi akan berhenti. Dan beruntunglah kita jika perhentiannya terdapat tempat.
salah dua alasan yang membuat sebagian orang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi saat perjalanan jauh. Aku sendiri kadang kesal dengan supir yang sama sekali tidak menghiraukan waktu shalat penumpangnya. Beruntung kalau sedang lapar, joki taksi akan berhenti. Dan beruntunglah kita jika perhentiannya terdapat tempat.
Istilahnya, dalam kondisi seperti
ini kita dipaksa agar tidak bisa menggunakan freewill. Bahkan untuk menolak
saja kita tidak sanggup. Ya... kita
dipaksa mendengarkan aliran musik yang tidak kita cintai dan favoriti. Dari
(kalau aku) Dangdung Koplo, House Music dan segala jenis musik yang membuat
kuping kita berdenging. Jujur saja saya kita dangdut dan beberapa lagu rock.
Tapi tidak dengan musik yang tadi disebut . Cobalah sesekali kamu naik taksi
luar kota di sini, dan saat mendapati kondisi seperti ini bersiaplah dengan
musik-musik selera mereka.
Bagi yang asma, siap-siaplah
dengan inheler agar tidak semaput naik angkot yang juga sangat toleran dengan
asap rokok ini. Jika dalam kondisi seperti ini kalian bisa pulas tidur dan
sangat menikmati perajalanan, selamat!
Pemerintah sangat getol mendorong
masyarakat untuk lebih memilih moda transportasi umum ketimbang kendaraan
pribadi. Bila melihat fakta seperti ini, belum lagi masalah supir yang
ugal-ugalan di jalan, kecil harapan program itu dapat dijalankan. Aku bersyukur
selama ini belum pernah terdengar ada kasus kriminal supir taksi terhadap
penumpangnya. Tapi tetap taksi bukanlah menjadi pilihan pertama saat ke luar
kota. Terutama aku. Kecuali bersedia mabuk dangdung koplo.
Comments
Post a Comment