Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Properti

Properti grow UP!

Pernah menonton film animasi 3D yang berjudul Up? Film yang menggambarkan keinginan seorang yang memiliki cita-cita yang dia bangun bersama istrinya menjadi petualang. Hingga sang istri menghilang, hanya sebuah gambar tempat yang berada "di atas awan" yang membuat Fredricksen tertarik sebagai destinasi.  Tempat itu belakangan saya ketahui berada di  daerah Amerika selatan dan di film disebut sebagai paradise fall . Disebut begitu, karena baik secara animasi ataupun penampakan aslinya memang sangat menakjubkan. Seolah surga memang jatuh di situ. Di Venezuela tempat itu disebut angels fall . Selain soal paradise fall , ada scene menarik dari film UP ini. Saat Russel yang "usil" itu terus mengganggu Mr Fredricksen untuk mendapatkan badge, ada pemandangan "tragis". Karena rumah Mr Fredricksen itu berada persis disamping sebuah pembangunan mega project properti. Saya tidak telalu ingat, mungkin saat itu proyek mall atau resort dan sejenisnya. Hebat...

Iri Abah

Selain sayang dengan Abah (ayah saya), saya sebenarnya iri dengan beliau. iri dalam artian pencapaian dalam hidup di usia yang sama saat ini. Menjelang tiga puluh. Baca tulisan sebelumnya tentang ayah Iri yang sebenarnya wajar dan membuat saya termotivasi untuk menjadi lebih baik dari sekadar menjadi anak sekaligus ayah bagi anak-anak saya. Saat saya berusia enam bulan, Abah sudah membeli sebidang tanah seluas 22 borongan. 22 borongan, kalau di konversi ke satuan luas standar setara dengan 6.458 meter persegi (1 borongan = 289 m persegi). Lebih dari setengah hektar. Abah dan Cucunya (anak saya). Koleksi Pribadi Tanah itu kemudian selain dijadikan lahan garapan untuk menanam padi, galangannya juga dimanfaatkan untuk berkebun jeruk. Istilah yang saya pahami kemudian saat sekolah disebut Tumpang Sari. Memaksimalkan lahan untuk beberapa jenis tanaman dalam satu waktu. Tujuannya sederhana, padi untuk konsumsi harian dan kebutuhan lain (dijual jika berlebihan). Sementara jer...

Mission Is Possible

Siapa yang tidak mau memiliki rumah? Tolong acung tangan... Tapi kalau tidak mau memiliki rumah dengan sistem ribawi, kami acungi jempol untuk rekan-rekan. Karena, untuk saat ini hampir dikatakan mustahil kita dapat memiliki rumah tanpa KPR dengan sistem ribawi. Kecuali kita punya uang berlimpah untuk beli tunai atau kita beli tanah dulu dan membangun rumahnya perlahan-lahan. Dan kemustahilan itu telah coba untuk dilawan oleh beberapa rekan yang memang concern di dunia properti dan ingin selalu terikat dengan syara'. Ibarat

Babi Halal, Riba Haram

Dalam pengetahuan penulis, jika dalam kondisi darurat (mau tidak mau, kalau tidak mau bisa menyebabkan kematian/ kebinasaan) kita sebagai muslim boleh memakan bangkai, daging babi, Daging Anjing bahkan memakan daging manusia. Namun ternyata kita tidak diperkenankan (tidak halal atau haram) memakan riba. Meski dengan uang riba itu kita dapat membeli makanan yang jelas-jelas kehalalannnya agar kita tidak mati. Itu artinya, memakan babi jelaslah kehalalannya dalam kondisi darurat jika dibanding dengan memakan riba. Penjelasan dalil yang lebih detail tentu akan lebih baik jika kita bertanya kepada ustadz atau muallim yang berkompeten terkait fiqh Muamalat. Oleh karena it u, dalam kondisi yang sama sekali tidak darurat kita dituntun oleh Islam untuk bersabar atas cobaan dan bersyukur atas apa-apa yang sudah diberikan Allah. Termasuk, ketika ada peluang memiliki rumah dan kendaraan dengan cara-cara yang tidak dibenarkan oleh Syara' Alhamdulillah, berkah dar...

Launching dan Bincang Santai

Perumahan Berkonsep Syariah Tanpa Bunga, Tanpa Riba, Tanpa Denda. Insya Allah Bagi rekan-rekan yang ingin memiliki rumah berkonsep syariah, tanpa bunga, tanpa riba, tanpa denda dengan lokasi di ‪#‎ Martapura‬ dan ‪#‎ Banjarbaru‬ , ikuti Program ini. Soft Launching Plus Bincang Santai.  Di dalamnya akan ada penjelasan umum terkait masalah riba, konsep perumahan yang akan kami bangun dan sistem seperti apa yang dipakai sehingga bisa bebas riba, bebas denda dan tentu sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Acara akan digelar pada tanggal 23 dan 24 Agusutus 2014, bisa dipilih sesuai dengan waktu luang rekan-rekan. Tempat di Kantor kami, Ruko Graha Madinah, Jl. Karang Rejo (Belakang lap, brimob) No.01 Lt 2 (Samping Alfamart) Kelurahan Guntung Manggis, Banjarbaru. Pendaftaran, SMS ke 0812 2882 6600 dengan format NAMA<spasi>NOHP<spasi>WAKTU YANG DIPILIH NAMA<spasi>NOHP<PAGAR>NAMA PASANGAN<SPASI>NO HP PASANGAN<spasi>WAKTU YANG D...

Pilih Rumah, Pilih Tetangga

Adalah benar jika setiap orang berhak untuk mendengar, melihat dan melakukan apapun yang dia mau. Namun tentu tidak semua yang kita dengar, lihat dan lakukan bisa diterima oleh setiap orang. Sebut saja Budi, bukan nama sebenarnya (dan tentu bukan Budi Saputera, teman saya yang penulis itu) sudah dua kali menegur tetangga yang membunyikan musik terlampau kencang. Terlebih lagi, musik yang diperdengarkan adalah musik bernada house  yang tidak terlalu bersahabat di telinga Budi. Sekali-dua kali tentu itu tidak menjadi masalah buat Budi. Namun, Budi yang memiliki bayi di rumahnya tentu tidak akan membiarkan musik mabok  itu mencemari otak anaknya yang sedang berkembang. Pertama, Budi menegur dengan baik. Menyampaikan kepada orang tua tetangga yang ternyata seorang guru. "Bu... minta tolong agar musiknya dicekilkan.... Kasian anak saya. Perkembangan otaknya tidak bagus jika mendengar musik semacam itu". Si Ibu, tetangga itu langsung menghardik anaknya agar segera menghe...