
Kamis lalu, daerah Kemuning, Loktabat, Trikora dan Cempaka Banjarbaru terendam. Kabarnya memang karena sistem drainase kota Banjarbaru yang tidak sanggup menahan volume air sebanyak itu. Kalau boleh dibilang, khusus untuk daerah trikora yang terkategori daerah baru, pemerintah gagal melakukan perencanaan tata kota. Bagaimana tidak gagal? Jalan dibikin lebar-lebar tapi tidak dibuat sistem pembuangan air di samping jalan. Harusnya khan, masalah semacam ini tidak terlau terjadi kalau perencanaan tata kotanya betul dan bagus.
Tapi sudahlah. Aku bukan orang yang terlalu pinter juga soal masalah tata kota. Apalagi, sekelas Citra Land di Manado saja lingkunganya kebanjiran. Boleh jadi perencanaannya sudah betul dan bagus, tapi karena Tuhan memang mau memberi ujian kepada ummatNya jadi ya banjir juga.
Emang apa sih maksud judul di atas?
Kata Pak Ustadz, emang kalau yang namanya hujan itu adalah rahmat. Apalagi, kalau sepanjang tahun kita kena kemarau. Hujan seharipun dapat membuat kita lupa bahwa kita dirundung terik selama setahun. Apalagi untuk daerah-daerah kering seperti kupang, keberadaan hujan memberikan berkah air bersih kepada masyarakat.
Kalau hujannya kebanyakan? Ya tetap rahmat dong... Yang bikin banjir itu karena memang lingkungan yang Tuhan ciptakan ini tidak dikelola secara benar. Misalnya, kalau Tuhan sudah ciptakan banyak sungai di daerah yang berada di bawah permukaan laut seperti Banjarmasin dan Jakarta. Maka, sungai harus dihidupkan. Tidak ditutup. Dan untuk daerah seperti Banjarmasin, desain rumah panggung betul-betul tidak membuat hujan menjadi BAH. Ba Ah, ujar orang sini.
Nah, bagaimana menurut kamu?
Comments
Post a Comment