Menyimak Trans TV, menjelang tengah malam waktu sini kita disuguhi tayangan Yuk Keep Smile (YKS). Tayangan ini sebelumnya bertajuk Yuk Kita Sahur yang tayang selama waktu sahur. Acara berisi game-game dan tentu ada suguhan musik yang diiringi dengan goyang Caisar. Dan semakin ke sini, Yuk Keep Smile makin banyak menghadirkan acara goyang bergoyang. Mulai dari Goyang Bang Jali, Goyang Kereta Malam, Oplosan dan lain-lain yang aku tidak paham apa judulnya.
Nampaknya, penonton yang hadir di studio Trans TV begitu menikmati setiap sesi dari acara YKS ini. Mereka ikut bergoyang dan sesekali mendapat kesempatan bermain games yang menghadirkan hadiah berupa uang tunai. Bagaimana yang di rumah? Beberapa waktu lalu saya sempat menonton tayangan berita di Duta TV (TV lokal Banjarmasin), ada sekolah yang bikin lomba joged oplosan. Siswa SD dan guru-gurunya seperti sangat mahir memerankan joged ini. Pertanda apa? boleh jadi pertanda bahwa mereka juga menikmati tayangan YKS dari rumah. Masya Allah
Aku pernah nonton beberapa kali. Karena teman di kantor yang saat itu lembur membuka saluran Trans TV. Dalam hati jadi berpikir, "ya Allah... beginikah cara ummat Islam menghibur diri?" Usai lelah bekerja, menjelang tidur bahkan anak-anak usia sekolah yang semestinya masih belajar atau sudah tidur malah menikmati tayangan semacam ini. Ya... tidak semua ummat Islam menonton acara ini, mungkin acara lain yang sejenis. Belum ada survei soal minat masyarakat dengan tayangan seperti ini. Namun, dari jam tayang Prime Time dan bermunculannya acara sejenis, boleh jadi tayangan ini betul menghibur masyarakat. Sebagaimana populernya Sinetron "Tukang Bubur Naik Haji".
Sempat ada kasus di satu daerah. Ada anak SD (kalau tidak salah) yang bergoyang Caisar sambil membuka resleting celananya, dan menunjukkan titik Joss-nya. Tapi sepertinya KPI belum ada respon soal acara ini. Mungkin sudah, tapi koq masih tayang saja. Padahal, jika diperhatikan goyangan-goyangan ini terkategori goyangan yang mengumbar sensualitas yang sungguh tidak layak ditonton baik orang dewasa apalagi anak-anak.
Merdeka.com sempat merilis sebuah berita tentang membanjirnya surat terbuka kepada KPI (Kritik Soal YKS). Tapi sepertinya KPI belum bertindak. Kita tunggu saja.
Dulu Goyang Ngebor, Ngecor, Patah-patah dan goyang-goyang lainnya sempat diprotes oleh Raja Dangdut - Wak Haji Rhoma Irama. Sekarang? Nampaknya belum ada protes-protesan dari beliau. Kendati, lagu ciptaan beliau yang judulnya Kereta Malam jadi salah satu lagu yang dioplos mengiringi jogad-joged tersebut. Kenapa? Apa karena Wak Haji sedang pencitraan karena jadi Bakal Calon Presiden? Wallahua'lam. Mungkin sudah, tapi belum terdengar.
Aku sendiri sebenarnya menyukai beberapa program yang dihadirkan oleh Trans Media. Tapi, kayaknya karena acara YKS ini jadi rasa 'eneg' sama Trans Media (Trans TV dan Trans 7). Jelas karena tayangan itu tidak mendidik. Bukankah tontonan bisa jadi tuntunan karena merangsang indra penglihatan dan pendengaran sekaligus? Apalagi tayang saat menjelang tidur, efektif sekali. Memang apa sih maunya Trans Media?
***
Kalau kita tilik lebih dalam, jelas program-program kebablasan seperti ini merupakan hasil dari kebebasan berekspresi yang makin ke sini makin menjadi. Yang isinya tentu membuang jauh-jauh pengaruh agama. Bagaimana pula mungkin agama (Islam) membolehkan perempuan membuka aurat dan berogoyang-joged di depan umum? Bahkan, bau-bau agama juga seolah jadi bahan olokan.
Cobalah tengok bagaimana mereka mengolok hadits tentang khalwat (berdua-duaan bukan mahram). Atau saat salah seorang pembawa acara menirukan gaya ustadz yang sering tampil juga di Trans TV.
Selain itu, kebebasan berpendapat juga demikian menjadi. "Baju-baju gue, badan-badan gue. Masalah buat loh?" ingat dengan kalimat ini khan? Ini jelas sebuah ciri masyarakat yang sudah tidak mengindahkan lagi benar-salah sebagai standar hidup. Tidak menjadikan lagi halal-haram terhadap perbuatan. Karena inilah hak asasi manusia katanya. Jadilah masyarakat Indonesia menjadi masyarakat Hedonis, Permissif, Serba boleh.
Sekali lagi, tontonan telah menjadi tuntunan.
***
Ini adalah salah satu kutipan pengaduan dari Yansen Wijaya yang ikut membanjiri situs kpi.go.id:
Yth, KPI Tolong hentikan program YKS di Trans TV karena disegmen acara tersebut selalu menampilkan adegan2 dan omongan yang melecehkan orang lain..hura2.menampilkan laki2 berpakaian wanita menyerupai waria..begitu juga efek buruk dari lirik lagu yang biasa di putar di YKS sehingga sudah mulai terlihat anak2 ter-doktrin oleh kata2 yang tidak pantas diucapkan oleh anak2..misalnya buka sithik jos, body sexy dll. dari semula acara ini sudah tidak sesuai dengan tema yang dibawakannya..pada waktu ramadhan seharusnya mengajak orang2 untuk meningkatkan ibadahnya malah dibuat banyolan2 yang terus menerus menghujat, menghina, merendahkan sesama manusia...kasian anak2 kami, mereka kurang mendapatkan program acara postif yang memadai...dan yang lebih mengherankan acara tersebut selalu diulang ulang di lain waktu..seminggu bisa 14 kali tayang...tolong dengan sangat KPI agar cepat bertindak...Terimakasih semoga unek2 kami segera ditanggapi,
Mungkin bisa menjadi inspirasi bagi teman-teman untuk ikut membanjiri kolom pengaduan di KPI, agar KPI bertindak. Siapa tahu acara-acara semacam ini semakin banyak dan semakin merusak. Ingat, jangan sampai Tontonan semacam ini menjadi tuntunan yang membuat masyarakat semakin jauh dari nilai-nilai agama yang dianutnya. Semakin lama menjadi semakin sekular.
Maka, mari kita matikan tivi kita pada jam tayang acara tersebut. Agar Yuk Keep Smile tidak terus mengajak kita Yuk Kita Sekular...
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Catatan penulis. 14.03.16
Alhamdulillah acara ini sudah berlalu lebih dari setahun. Tidak tayang lagi. Dan Caisar sudah menemukan jalan hidup terbaiknya. Bukan menjadi artis. Tapi menjadi Da'i, setelah menikah dan program YKS tutup. Alhamdulillah... baraakallah ya Akhi...
Perlu banyak pemikiran yang kontra YKS. Asal dengan alasan yang objektif maka ketidakbenaran orientasi acara ini bisa dibuktikan,. Saya mendukung setiap upaya penegakan etika dan moral, termasuk tayangan di televisi. Terimakasih sudah berbuat untuk Indonesia melalui tulisan.
ReplyDeleteMari kita teruskan kontra YKS. Bagi yang bisa menulis, menulislah...
DeleteMakasih mas Zulfaisal atas kunjungannya
Alhamdulillah,,, suara hati tersuarakan,, syukron katsir Kak :)
ReplyDeleteBegitu yah? Bantu share berarti. Biar suaranya jadi lebih kencang
Deletein sya Allah,, mula diri sendiri dulu :)
DeleteAcara YKS isinya sampah semua, tidak ada sedikitpun nilai kebaikan yang diusung.
ReplyDeleteNamun yang menyedihkan rating acara ini cukup tinggi, menandakan bahwa pasar untuk acara ini cukup banyak :( hal ini mengindikasikan karakter masyarakat kita yang memang tidak jauh berbeda dengan yang disajikan dalam cara tersebut : saling menghina, membullli, bercanda kelewatan, tampil erotis, hura-hura, dan prilaku hedonis lainnya. sangat memprihatinkan :( . Awalnya saya menyukai trans media karena acaranya yang cukup inovatif, namun sekaang saya sangat kecewa dengan diadakannya acara YKS, durasinya pun panjang pula.
walaupun sampah, tetap laku. Rating tinggi loh mbak...
Deletesetujuuu mbak...
Delete