Sekitar bulan november tahun lalu (lupa tanggalnya) saat pulang ke Amuntai, ada kejadian yang mungkin juga pernah anda alami. Malam itu cuaca tenang. Sehingga motorpun digeber dengan kecepatan sedang. Target saya sudah bisa sampai rumah sebelum Ira tidur pulas. Tapi entah kenapa saat itu, usai mengisi BBM di SPBU lampu depan mati. Padahal perjalanan masih tersisa 40 km-an lagi.
Beruntung saat itu di daerah Pantai Hambawang ada bengkel yang buka. Gilanya bengkel itu bilang gak bisa memperbaiki. Bukan apa-apa, tapi karena memang mekaniknya yang sedang tidak ada. Pihak bengkel kemudian memberi rekomendasi untuk menyambangi bengkel yang jaraknya sekira 5 km ke arah Barabai. Perlu diketahui, Barabai dan Amuntai punya simpang yang berbeda saat ditempuh dari Banjarmasin.
Bodohnya, karena khawatir saya ikuti rekomendasi itu. Namun pencarian saya nihil. Hampir sampai Barabai kota namun tidak ada Bengkel yang dimaksud. Keputusan waktu itu adalah kembali ke bengkel itu dan minta agar masalah itu sebisa mungkin untuk diperbaiki. Dan hasilnya, sama. NIHIL. Keputusan pulang tanpa lampu depan mungkin juga sama bodohnya. Bahkan ini terkategori keputusan nekad.
Saya mungkin hafal tiap tikungan menuju Amuntai, tapi kondisi malam gelap tidak pernah bisa diprediksi. Bisa saja menabrak orang, ditabrak, atau keluar dari jalur jalan dan mampir ke area persawahan.
***
Bagaimana saya melaluinya? Simak sambungan cerita dan catatan ini di kesempatan lain
Nah iyaam basambung kisahnya...
ReplyDeletesambungannya kadida pulang. Hehe
Delete