Skip to main content

NEW HEROES: FIRE FIGHTERs

Beberapa tahun sebelum 2015, Indonesia juga sempat diselimuti kabut tebal. Kebakaran lahan sebagian besar terjadi di Sumatera khususnya Pekanbaru. Ada yang ingat tahun berapa? Saat itu Dinas Kehutanan lempar tanggung jawab sebagaimana Dinas Perkebunan menyatakan bahwa kebakaran lahan ini bukanlah tugas mereka. Saling lempar tanggung jawabpun juga terjadi atas Pemerintah Daerah setempat. Lalu dengan Sigap, Panglima TNI mengambil sikap menurunkan ribuan personelnya untuk memadamkan kebakaran. Asap hilang dalam waktu kurang dari sebulan. Masalah selesai.

Beritanya tidak seperti berita sekarang yang mudah sekali menjadi viral karena pesatnya perkembangan media sosial. Namun, kadar bahayanya juga sama seperti kondisi saat ini.

Beberapa waktu lalu, Presiden #Jokowi memerintahkan kepada TNI untuk memadamkan titik-titik api di Sumatera dan Kalimantan. Setidaknya ada 2.000 personel yang diturunkan. Kalau dibagi rata, berarti untuk masing-masing pulau mendapat jatah sekitar seribu personel TNI. Apakah asap sudah berkurang. Sepertinya iya. Di beberapa tempat di #Banjarmasin, #Banjarbaru #Martapura dan beberapa daerah lain. Meski untuk daerah Hulu Sungai di Kalimantan Selatan, kabut tebal masih menyelimuti. Paling parah, saya merasakan sendiri bagaimana ber-HariRaya Idul Adha di #Kandangan dengan kondisi pagi serupa petang. Kabut tebal benar-benar menyembunyikan matahari di peraduannya.

Selain TNI, upaya pemerintah kita patut apresiasi (khususnya yang saya liat di Kalimantan Selatan) dengan melakukan water bombing menggunakan helikopter. Saya bisa melihat beberapa kali heli terlihat mondar-mandir di beberapa titik untuk mengambil air lalu menyiramkannya ke titik-titik api di #Banjarbaru.

Masyarakat juga berperan secara spiritual dengan menggelar shalat Istisqa di beberapa tempat. Alhamdulillah beberapa tempat hujan. Meski dengan intensitas sangat kecil. Rintik-rintik saja. Itupun sudah lumayan mengurangi efek.

Saya melihat, ada satu lagi komponen masyarakat yang bergerak aktif melakukan pemadaman di beberapa titik di Kalimantan Selatan (Kalsel). Mereka adalah Pemadan Kebakaran. Tapi sepertinya, tidak semua FIRE FIGHTERs di Kalimantan Selatan yang melakukan itu. Jika semua unit bergerak, saya yakin efektifitas pemadaman titik api akan dengan sangat cepat terjadi. 

Mari coba kita hitung -kita ambil kasus paling dekat, kalimantan selatan-. Dari total 13 Kabupaten/ Kota di Kalsel ada sekitar 161 kecamatan. Jika setiap kecamatan setidaknya mememiliki satu unit pemadam kebakaran, dan masing-masingnya memiliki 5 personel. Para penjinak api sudah memiliki sekitar 805 personel yang siap untuk diturunkan. 

Bagi masyarakat #Kalsel sendiri nyabetul, bahwa dalam satu kecamatan tidak hanya terdapat satu unit Damkar. Secara swadaya, bahkan masyarakat membentuk unit-unit sendiri di tiap kelurahan dan desa. Bahkan di #Banjarmasin jika terjadi kebakaran, setiap unit berlomba-lomba memacu mobil -dan sepeda motor- untuk menuju titik api. Kita berujar "Hantu api gin bukah dapat bubuhannya nih", bahasa sederhananya, api tidak akan sampai meluas besar jika pasukan ini dapat informasi soal terjadinya kebakaran. Kita bisa bayangkan seberapa efektif mereka saat turun memadamkan titik api penyebab kabut asap. Bayangkan jika Kalimantan Selatan dan Tengah unit-unit DAMKAR masyarakat turun. Apa yang terjadi jika di Sumatera juga begitu?

Beberapa kali saya merasa miris melihat mereka (damkar) menurunkan personelnya harus meminta sumbangan kepada masyarkat di pinggir jalan dan ke rumah-rumah untuk mencukupi biaya operasional. Tidak seperti di Amerika, DAMKAR seperi ada Dinas tersendiri yang dibawahi oleh pemerintah setempat. Posisi Fire Fighters tidak sama dengan TNI yang diberikan gaji dan tunjangan dari pemerintah. Mungkin wajar, melihat mereka seolah tidak bekerja -di beberapa tempat yang saya temui- secara maksimal saat kabut asap melanda.

Harapannya tentu saja, Pemadam Kebakaran ini semua unitnya dapat bertindak bahu-membahu menanggulangi titik api yang tersebar di beberapa daerah. Meski dengan keterbatasan dana. Sebagai bagian dari masyarkat, kita bisa membantu dengan memberi sumbangan kepada mereka di kantong-kantong markas mereka.  Itulah kontribusi kita.

Bencana kabut asap tentu tidak akan selesai dengan keluhan-keluhan kita di media sosial. Kita boleh saja mengecam para pembakar lahan. Kita tentu wajar meminta pertanggungjawaban pemerintah. Tapi, ada peran yang bisa kita ambil untuk membantu menyelesaikan masalah ini. Salah satunya mungkin dengan membagikan ide ini kepada semua lapisan masyakat. Menggugah para pejuang pemadam api untuk terus bekerja tanpa henti -hingga titik api padam-. Atau dengan membantu dana dan segala hal yang bisa membantu operasional Pahlawan kita ini. 

Kita boleh asik menonton film-film superhero #Marvel dan #DCcomic. Tapi kita tidak boleh lupa bahwa ada pahlawan pemadam kebakaran di sekitar kita. 







Comments

Popular posts from this blog

Gila?

Saat bertemu di halaman rawat inap Puskesmas Alabio, beliau ajak saya ngobrol. Katanya resiko hidup punya banyak kenalan, tiap hari jenguk orang yang sakit. Saat direspon, kayaknya agak roaming gimana gitu... Di sebagian sisi halaman parkir ada ibu-ibu salah satu tetangga ranjang kami memberi isyarat. Beliau menempelkan jari telunjuk di alis. Isyarat yang sudah lama tidak pernah saya lihat. Yang menggambarkan, bahkan orang yang dimaksud sedang "miring", urat syaraf otaknya putus, agak sinting atai setengah gila. Dan benar. Menurut cerita istri, beliau ini terkenal di kampung sebagai orang "gila" yang hebat mengaji. Terlihat dari sepeda motornya yang bersih mengkilat tidak menunjukkan tanda-tanda kegilaan. Setidaknya, saat mendengarkan suara beliau sebelum adzan subuh dikumandangkan. Benar! Beliau mengaji. Dan dalam beberapa kesempatan juga adzan. "Ashsholaatu Khayrum min annawm..." Suara cemprengnya menyeru kami untuk segera bangun dan menuju masji...

TDA Camp Loksado yang Menyisakan Penyesalan

Arsip TDA Camp - Loksado Sesal kemudian memang tiada guna, tapi mau bagaimana lagi. Jika memang sudah itu yang terjadi, semoga bisa jadi pelajaran di kemudian hari. Hal ini pulalah yang masih saya ingat pada moment menjelang akhir tahun lalu di acara TDA Camp. Acara yang memang sudah diagendakan sejak lama itu mengambil tempat di Loksado, Hulu Sungai Selatan - Kalimantan Selatan. Sejak awal keberangkatan pada hari itu sudah berisi penyesalan. Beberapa anggota TDA Banjarmasin yang tidak bisa ikut acara merasa menyesal karena tidak ikut. Pelajaran moral 1: Kalau ada acara piknik, kumpul-kumpul dalam komunitas, upayakan untuk ikuti. Kalau tidak, buat apa gabung komunitas? Trivia: Wisata alam loksado terletak di Desa Loklahung. Dan masih jadi misteri, apa sebenarnya makna dari Loklahung ini. Karena kalau meninjau dari kosakata, Lok Bermakna Teluk. Sedangkah Lahung bisa bermakna buah Layung (sejenis durian), atau bisa juga bermakna pelacur. Berangkat pada 25 Desember di ...

Mourinho Jadi Manajer MU, Welcome Jose.

Tidak tahu saya, apakah harus bergembira hati atau bersedih saat Manajemen Manchester United hari ini resmi menunjuk Jose Mourinho sebagai manajer baru. Bersedih karena bukan Giggs yang jadi Manajer? Tidak suka dengan dia? Absurd. Toh CV Mourinho sebagai pelatih kelas dunia yang menjuarai Liga Champions bersama Porto dan Inter MIlan tidak jelas-jelas harus membuat saya merasa bahagia. Sebagaimana fans-fans MU lainnya yang kadung rindu sejak pertengahan musim lalu.  Ada taggar #welcomeJose yang sekarang sudah beredar yang menandakan secara resmi, Mou jadi Manajer MU. Baca juga:  Mou untuk MU? Soal MU, Goal dan sistem dalam perusahaan Bukankah publik Old Trafford sangat haus akan prestasi. Meski dahaganya sudah terobati dengan hadirnya piala FA yang kembali dijunjung tinggi setelah terakhir pada 2004. Diyakini, bahwa kehadiran pria kebangsaan Portugal itu akan membuat MU kembali ke jalur yang benar. Insyaf menghuni 2 besar yang dalam 3 tahun terakhir tidak te...