Dalam urusan masak-memasak, saya tentu bukan ahlinya. Kalau dibilang bisa memasak, mungkin standar lah. Sekadar membuat masakan sederhana dengan bumbu-bumbu dasar. Ok lah, kalau kalian mau bilang saya keren. Karena pria yang "pandai" memasak itu keren.
Ikuti resep, sedikit eksperimen dengan bumbu dan cara pengolahan dan terus berlatih, mungkin akan membuat saya terampil. Bisa jadi. Dan enaknya, kalau sudah memasak. Hidangan dinikmati dan tidak membuat orang muntah, saya sudah bersyukur. Apalagi kalau yang menyantap sedang lapar. Duuh bahagianya!..
Dalam dua pekan terakhir, saya sempatkan untuk memasak untuk puteri sulung kami Ira. Lidah anak ini peka sekali dengan bumbu dan sayur (termasuk tulang). Jadi saat disuapi, sering sayur yang sudah dipotong uminya kecil-kecil masih bisa dideteksinya. Mungkin lidahnya kenal betul dengan tekstur sayur yang berbeda dengan nasi atau telur. Bahkan untuk beberapa bagian makanan yang agak keras, mudah sekali ditolaknya.
Dua pekan terakhir Ira saya buatkan telur dadar. Pertama, telur dadar dengan isian kornet. Alhamdulillah, habis tak bersisa dengan nasinya. Kornet digoreng setengah matang, lalu masukkan parutan bawang. Angkat, kocok bersama telur, lalu dadar.
Hari minggu kemaren, telur dadar tanpa isian. Hanya dicampur potongan bawang putih dan merah, daun bawang dan daun seledri. Habis? Tanpa nasi, hanya bagian keras yang dicemil Abah dan Uminya. Padahal, dadaran telur memang sengaja dibikin lembut dengan menggorengnya di minyak yang banyak dengan api besar. Ahlamdulillah, tak ada satupun bawang ataupun bumbu lain yang dimuntahkannya. Good job naak!
Apa ada rahasia? Sepertinya tidak. Keduanya dimasak dengan metode yang lebih kurang sama saja dengan yang biasa dibuatkan Umi. Boleh jadi makan lahapnya gadis kecilku ini karena disuapin abinya. Sebuah momen yang sering terjadi di akhir pekan.
Semoga masa-masa emasnya tidak terlewatkan terlalu banyak. Meskipun hanya di saat liburan ayahnya bisa membuat waktu itu semakin berkualitas. Ra, maapin Aba ya... Berdoa sama Alloh ya biar kita bisa terus sama-sama. Dan Aba bisa masak terus buat Ira.
Comments
Post a Comment