Skip to main content

Belanja Dapat Cashback Dengan SnapCart

Review Snapchart
Review Snapchart
Awal bulan April ini saya menginstall sebuah aplikasi yang lama sekali berseliweran di iklan BBM atau di aplikasi detik yang saya pakai. Mulanya, saya tidak terlalu menghiraukan aplikasi ini. Karena merasa tidak memiliki kepentingan apapun untuk memasangnya di handphone

Halaman depan SnapchartTapi karena terlalu sering, mungkin saya terkena impuls buying, akhirnya snapchart saya pasang di xiaome. Hehe. Kalau dalam ilmu marketing, sepertinya mereka memang sudah berhasil menjual dengan menumbuhkan rasa penasaran dengan promosi yang gencar. Noted! 

Beberapa kali aplikasi ini meminta saya untuk memberikan feedback, bukan karena saya adalah orang yang spesial diminta secara khusus. Tapi karena memang semua pengguna akan dimintai feedback. Namun, saya tidak lakukan. Karena saya punya pikiran lain: mengulasnya dalam blog hendramadjid.com.

#eh lama-lama menggunakan aplikasi ini seperti ketagihan. Setiap ada struk pembelian di minimarket, saya snap lalu upload ke snapchart. Mau beli barang sedikit atau banyak, asal ada struk, snap dulu.

Untuk beberapa item, struk yang kita upload itu akan dinilai berdasar beberapa promo yang memang terpasang di aplikasi snapchart. Imbalannya, kita mendapatkan poin setiap snap (5 poin) dan cashback untuk item promo. Misalnya, saat membeli shampoo Pantene saya mendapat cashback senilai 700 rupiah. Padahal di Alfamart merek tersebut sudah diskon. Dari harga sekitar 21 ribu-an menjadi 15 ribu-an. Lumayan lah.

Nah. Jika semua cashback tadi terkumpul sebanyak 52.500,- IDR, maka kita bisa cash-out atau tarik ke rekening bank yang kita tunjuk dan masukkan dalam profil pengguna. 

So Far, saya baru mengumpulkan cashback 5.700. Karena memang jarang belanja. Termasuk Item-item yang sedang bekerjasama di bagian promosi snapchart. Walaupun untuk bonus, saya sudah kumpulkan sebanyak 350 poin.

Poin ini sendiri membuat kita dapat kesempatan meraup rupiah dengan skema undian. Mulai dari 100K sampai 2 juta. Yang lagi-lagi bisa di cash-out ke rekening bank yang sudah kita masukkan. Uniknya, level undian itu bertingkat. Misalnya kita punya poin 1000, maka kita berkesempatan mendapatkan hadiah mulai dari 2 juta. Kalau dapat zonk, kita masih diikutkan pada level di bawahnya hingga level hadiah 100K. 

Sekadar tambahan. Poin bisa didapatkan selain dari snap struk. Misalnya dengan menonton video, mengisi survey dan selfie dengan item yang sudah ditentukan. Struk sendiri akan dinilai valid dan diberi cashback tidak secara realtime. Jadi kita harus menunggu beberapa jam atau di hari berikutnya. Kalau struk sudah hilang sementara snapchart menilai tidak valid, kita tidak bisa upload ulang.

Sejauh ini, saya belum ada niat untuk uninstall aplikasi ini. Masih dalam tahap penilaian dan mengukur sampai sejauh mana aplikasi ini memberikan nilai tambah terhadap aktivitas belanja seseorang.

Memapar impuls buying
Saat saya memberitahu salah satu rekan kantor ada aplikasi ini, matanya berbinar. Karena total belanja bulanannya di minimarket terhitung besar. Setidaknya lebih besar dari saya. Khan untung, kita cukup belanja seperti biasa. Tapi kita cuma perlu foto setiap struk yang kita dapat lalu menguploadnya ke snapchart.

Walau memang tidak sesederhana itu. Total cashback dan poin yang diberikan sebenarnya membuat kita memikirkan ulang tentang jenis produk apa yang kita beli. Entah itu produk makanan ringan, minuman, produk kecantikan, produk bayi atau kebutuhan rumah tangga lain. Tidak banyak memang. Sejujurnya, saya sendiri akhirnya memilih merek yang tidak biasa saya beli untuk mendapatkan poin dan cashback. Seperti membeli Taro atau Kopiko 78. Padahal khan tidak perlu? Hehehe.

Hebatnya! (atau anehnya!). Setiap membuka aplikasi ini, seolah saya sendiri ingin belanja. "hari ini belanja apa lagi ya?". Kalau menurut penilaian prematur saya, bonus poin dan cash-out itulah yang membuat kita terpapar impuls buying. Sebagaimana program diskon yang ditetapkan beberapa mart atau tenant-tenant retail di mal. Hayoo! Seberapa sering kita membeli barang tertentu karena program diskon yang besar saat jalan-jalan ke mal? Atau pernah tidak kita akhirnya membeli lebih banyak karena ada program potongan harga untuk pembelian lebih dari satu barang? Kalau pernah, inilah yang disebut impuls buying.

Impuls buying membuat kita lapar mata. Padahal efek yang ditimbulkannya adalah pembelian secara emosional. Bukan rasional. Sampai rumah, kita lalu bertanya. "Apa pentingnya sih barang ini?" Atau "koq aku belinya kebanyakannya?"

Media Promosi Barang Tertentu
Kalau berkunjung (dan membeli) di minimarket frenchise seperti  Alfamart dan Indomaret, kita tentu akan menemukan program diskon tertentu. Nah, jika minimarket tradisional yang memang tidak menerapkan program itu, kita bisa mendapatkan potongan harga pada item tertentu. 

Sehingga, barang "kebutuhan" yang kita beli akan mengarah pada barang promo yang ada di aplikasi snapchart. Kita dapat cashback atau poin, dagangan mereka laku. Karena terkategori aplikasi baru, masih sedikit produk yang bekerjasama dengan snapchart untuk berpromosi.

Selain pembelian, metode promosi yang ditawarkan snapchart adalah berupa survey. Sehingga, promotor bisa menilai sejauh mana produk mereka sudah dikenal dan sebanyak apa pelanggan yang membeli produk itu.

Barang Cashback SnapchartEaring Bonus dari Snapchart

Apa yang harusnya saya lakukan?
Jika kita memang terbiasa membeli berbagai kebutuhan sehari-hari atau bulanan di toko atau mart yang mengeluarkan struk pembelian, maka aplikasi ini berguna sekali. Karena kalau kita belanja seperti biasa, kita bisa dapat poin dan cashback.



Cukup sampai di situ saja. Jangan terpapar atau tergiur dengan program diskon terhadap produk yang tidak benar-benar kita butuhkan. Meskipun akan dapat cashback, tapi berhati-hatilah. Karena uang yang kita miliki akan cepat habis hanya untuk mengharap poin dan cashback. Anggap poin dan cashback itu sebagai bonus dari aktivitas rutin kita berbelanja. Tidak lebih.



Riwayat Struk di SnapchartApa saja kategori di SnapchartMendapat Cashback dari SnapChart

Comments

  1. Kalo udah snap struk, struk diterima, udah dapet poin juga, tapi kok belum dapet cashback yah? Itu musti nunggu lagi?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untuk mendapatkan cashback, ada jumlah minimalnya mbak. Kalau gak sampai, belum bisa ditarik.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Gila?

Saat bertemu di halaman rawat inap Puskesmas Alabio, beliau ajak saya ngobrol. Katanya resiko hidup punya banyak kenalan, tiap hari jenguk orang yang sakit. Saat direspon, kayaknya agak roaming gimana gitu... Di sebagian sisi halaman parkir ada ibu-ibu salah satu tetangga ranjang kami memberi isyarat. Beliau menempelkan jari telunjuk di alis. Isyarat yang sudah lama tidak pernah saya lihat. Yang menggambarkan, bahkan orang yang dimaksud sedang "miring", urat syaraf otaknya putus, agak sinting atai setengah gila. Dan benar. Menurut cerita istri, beliau ini terkenal di kampung sebagai orang "gila" yang hebat mengaji. Terlihat dari sepeda motornya yang bersih mengkilat tidak menunjukkan tanda-tanda kegilaan. Setidaknya, saat mendengarkan suara beliau sebelum adzan subuh dikumandangkan. Benar! Beliau mengaji. Dan dalam beberapa kesempatan juga adzan. "Ashsholaatu Khayrum min annawm..." Suara cemprengnya menyeru kami untuk segera bangun dan menuju masji...

TDA Camp Loksado yang Menyisakan Penyesalan

Arsip TDA Camp - Loksado Sesal kemudian memang tiada guna, tapi mau bagaimana lagi. Jika memang sudah itu yang terjadi, semoga bisa jadi pelajaran di kemudian hari. Hal ini pulalah yang masih saya ingat pada moment menjelang akhir tahun lalu di acara TDA Camp. Acara yang memang sudah diagendakan sejak lama itu mengambil tempat di Loksado, Hulu Sungai Selatan - Kalimantan Selatan. Sejak awal keberangkatan pada hari itu sudah berisi penyesalan. Beberapa anggota TDA Banjarmasin yang tidak bisa ikut acara merasa menyesal karena tidak ikut. Pelajaran moral 1: Kalau ada acara piknik, kumpul-kumpul dalam komunitas, upayakan untuk ikuti. Kalau tidak, buat apa gabung komunitas? Trivia: Wisata alam loksado terletak di Desa Loklahung. Dan masih jadi misteri, apa sebenarnya makna dari Loklahung ini. Karena kalau meninjau dari kosakata, Lok Bermakna Teluk. Sedangkah Lahung bisa bermakna buah Layung (sejenis durian), atau bisa juga bermakna pelacur. Berangkat pada 25 Desember di ...

Mourinho Jadi Manajer MU, Welcome Jose.

Tidak tahu saya, apakah harus bergembira hati atau bersedih saat Manajemen Manchester United hari ini resmi menunjuk Jose Mourinho sebagai manajer baru. Bersedih karena bukan Giggs yang jadi Manajer? Tidak suka dengan dia? Absurd. Toh CV Mourinho sebagai pelatih kelas dunia yang menjuarai Liga Champions bersama Porto dan Inter MIlan tidak jelas-jelas harus membuat saya merasa bahagia. Sebagaimana fans-fans MU lainnya yang kadung rindu sejak pertengahan musim lalu.  Ada taggar #welcomeJose yang sekarang sudah beredar yang menandakan secara resmi, Mou jadi Manajer MU. Baca juga:  Mou untuk MU? Soal MU, Goal dan sistem dalam perusahaan Bukankah publik Old Trafford sangat haus akan prestasi. Meski dahaganya sudah terobati dengan hadirnya piala FA yang kembali dijunjung tinggi setelah terakhir pada 2004. Diyakini, bahwa kehadiran pria kebangsaan Portugal itu akan membuat MU kembali ke jalur yang benar. Insyaf menghuni 2 besar yang dalam 3 tahun terakhir tidak te...