Tahun lalu saya "jatuh cinta" dengan sebuah nasyid bertema cinta (pernikahan) yang dibawakan oleh almarhum Aden Edcoustic dan Egy berkolaborasi dengan Inteam seperti yang terlihat dalam video klipnya. Klop deh. Keren abis. Eh, tapi Egy kayaknya cuma jadi model video klip aja. Judulnya "Kau Ditakdirkan Untukku"
Terucap syukurkuAku memilihmuTuk menjadi temanHidup setia, slamanyaBelahan hati iniKini tlah terisiAku dan dirimuMengikat janjibahagia...#Dan Berlayarlah kita renda keluargaMeretas hidup bersamaAku bahagiaKudipertemukanBelahan jiwaaakuTuhan bersatukan kami untuk slamanyaHingga bahagia di surgaMuPegang tanganku, Tataplah matakuEngkau ditakdirkan Untukku...Ikatan suci iniSlalu khan ku jagaMeniti Sakinah, penuh kasih sayangDan rahmah-Nya
Dan malam ini saya mengingat-ingat kisah cinta (ciyeee...) bersama istri saya sekarang. Boleh jadi, saya sangat bersyukur atas pilihan ini. Karena kalau mau membanding-banding, tidak ada wanita yang mau dibandingkan. Apalagi jika flashback ke masa belum menikah dulu. Seorang teman berujar kepada saya, Allah sudah pilihkan yang pas buat kita. Tidak perlu menyesal dengan kegagalan di masa lalu. Karena akan selalu ada hikmah-Nya.
Dan jleb! Di detik inipun saya akhirnya menyadari. Tabir hikmah itu baru terbuka sekarang. Memang kalau bicara kurang dan lebih, setiap orang pasti memiliki keduanya. Dengan dua anak yang kami miliki sekarang, sudah cukup rasanya untuk membuka tabel kurang dan lebih itu di depan meja konferensi keluarga.

Jika lagu ini adalah pujian dan harapan kepada setiap istri yang ada di seluruh dunia. Saya persembahkan lagu ini pula kepada Istri saya... Sayang, I love you.
Ah... Abang sok Romantis deh! Ya gak lah. Karena memang saya ini romantis. Ciye, ciye... Tidak. Kadang saya memang jarang sekali mengucapkan ini kepada istri saya. Padahal, kabarnnya pelukan suami sekaligus ucapan I Love You akan memberinya semangat dan merasa dicintai. Sederhana tapi efeknya besar. Tidak percaya? Coba praktekkan sendiri.
Saat dia membaca tulisan ini, saya berharap dia bacanya berulang-ulang di bagian judul. Bahwa tulisan ini memang untuk dia. Ini tulisan cinta.
Rasa-rasanya, puisi ini juga untuk dia. Link-nya ada di sini: Puisi Cinta.
Meski terlihat terlalu umum, tapi saya merasa. Jika cinta itu telah kukejar dan akhirnya kudapatkan darinya. Pada saat yang tepat, bukan tergesa seperti yang sering saya bayangkan.
Kalau membahas cinta memang tiada habisnya. Karena itulah, saya cukupkan saja tulisan ini biar tidak terkesan terlalu nggombal sama istri. Tapi boleh donk, untuk bagian akhir tulisan ini saya juga ingin bilang: Sayang, I Love You. Titip kecup dan sayang buat anak-anak...
Comments
Post a Comment