Skip to main content

Soal MU, Goal dan Sistem dalam perusahaan

Sekadar berbagi catatan, semoga tidak bosan membaca dan tak lupa meninggalkan jejak di kolom komentar.

Bagi penggemar Manchester United seperti saya, kekalahan demi kekalahan dan hasil-hasil minor adalah kekecewaan besar. Ditambah lagi, sepertinya gaya bermain United musim ini seperti tanpa bentuk dan terkesan membosankan. Menguasai bola tapi miskin kreasi dalam mencetak gol. Walau ternyata muncul nama-nama belia seperti Marcus Rashford yang selama beberapa pekan terakhir namanya mulai familiar di telinga kami fans MU.

Gol ataukah sistem
Rooney Saat mencetak Gol di 18082014. Sumber: Gambar

Ujung-ujungnya, isu pergantian manager berhembus kencang. Yang paling populer tentu saja mengganti sang Meneer Van Gaal dengan Jose Mourinho. Sebagian berpendapat lebih baik suksesor manajer berikut adalah Ryan Gigs. Secara pribadi, saya masih berkeyakinan pada sosok Van Gaal. Bagi penggemar instant atau penggemar yang haus gelar juga kemenangan, pilihan saya dinilai tidak beralasan. "orang begitu koq dipiara?"

Lalu ada hadirin di belakang yang protes bertanya kepada saya: "mas Hen, koq ujug-ujug bahas bola?"

Aih... suka-suka saya dong! Hahaha... Gak dink. Selain karena memang saya penggemar MU, yang saat menulis ini pakai kostum kebesaran berwarna merah menyala, saya terpikir dengan diskusi beberapa waktu ini dengan Irfan. Soal Fokus dalam Bisnis. Apakah Fokus pada Goal ataukah Fokus pada Sistem. Sebagaimana selama ini yang  Van Gaal dengungkan, fokusnya adalah pada filosofi dan sistem. Sementara fans fokus pada kemenangan dan gelar.

Tenang saja, walaupun tidak mungkin juara liga apalagi menjuari UCL atau Europa League, kita masih punya piala FA kawan. Yakin atau tidak, saya sih yakin saja MU bisa meraih gelar musim ini.

By the way. Ngemeng-ngemeng soal sistem permainan dan gaya, ini memang tidak serta merta dapat membuahkan hasil secara instant. Bagi yang mengaminkan, pasti akan setuju bagaimana dulu sir Alex di tahun pertamanya tidak langsung memberi gelar. Karena para pelatih hebat seperti Van Gaal dan juga Sir Alex (jika kalian setuju) akan terlebih dahulu membangun fondasi dan kekokohan serta kedalaman tim.

Coba saja tengok Leicester yang sedang memuncaki klasemen saat ini? Apakah nama-nama seperti Vardy atau Mahrez atau Casper Smeichel adalah nama baru dalam skuad mereka? Tidak. Mereka sebagaian besar adalah sebuah tim yang utuh dengan beberapa penambahan anggota dengan gaya main yang nyaris serupa dengan musim lalu. Namun, bangunan tim serta metode bermainnya sudah padu. Plus kepercayaan yang tinggi pada sosok Ranieri yang sepertinya tak pernah padam.

Bayangkan dengan United tahun ini? Beberapa nama baru di beberapa lini membuat kita terpaksa menghafalkan namanya. Tidak sedikit. Mulai dari Matteo Darmian, Daley Blind, Morgan Schneiderlin, Bastian Swcha (saya sulit mengetik namanya dengan benar), Antonio Martial, Memphis Depay, Sergio Romero yang kesemuanya sering bergantian dengan skema tim yang berbeda-beda. Posisi yang tidak sama. Kalau anda jadi pelatih dan Manajer MU, pasti akan pusing setiap pekan harus memutar otak memasang pemain, mengganti yang cidera, mengkombinasikan tim, mengatur pola dan tentu saja men-sejajarkannya dengan FILOSOFI bermain a-la Van Gaal.

Sehingga, kalau mau bersabar setidaknya akhir musim atau tahun depan jika susunan tim ini tidak banyak perubahan kita akan bisa saksikan hasilnya.

Sistem itu tidak ujug-ujug membuahkan hasil instan. Tapi sistem itu membuat hasil besar sebagai bonus dari gaya dan pola bermain. Apalagi, gaya bermain MU sebelumnya yang membuat fans ketar-ketir hingga akhir laga meski menang juga. Dirubah dengan pola penguasaan bola yang terkesan cari aman (kalau tidak mau dikata mirip gaya parkir bus, karena menguasai bola lebih banyak di area pertahaan). Kalau diganti Mou, jelas sistem ini akan berubah. Dan beberapa pemain seperti Juan Matta akan ditepikan karena tidak bersesuaian dengan gaya Mou.

***
Apakah lebih penting Goal dibanding Sistem?
Dalam sepakbola, tentu saja tim yang tidak mencetak Goal akan mendapat cibiran dari fans karena berujung pada hasil imbang atau kalah. Tapi dalam bisnis tidak begitu. Adakalanya, goal bisa tercipta dari sebuah sistem yang ciamik. Memang perusahaan memerlukan goal (atau dalam bahasa lain visi) agar tetap hidup. Namun, jika berfokus pada goal itu mungkin akan membuat kita kewalahan dan merasa kalah di tengah permainan.

Contoh sederhananya begini. Misalnya saja anda seorang blogger. Di mana blogger ini bisa terkategori sebagai bisnis jika memang ingin menghasilkan uang (anggaplah begitu). Lalu setelah blog kita mendapat hasil berupa view yang lumayan, lalu melangkah menjadi publisher dengan mendaftarkan sebuah akun adsense. 

Kira-kira, apa pertanyaan paling lazim dari publisher adsense pemula?

Yap! "saya sudah buat akun adsense, koq belum di approve juga ya sama google?" atau "berapa lama sih proses preview dari google hingga akun saya disetujui?" Ujung-ujungnya setiap hari kita menengoki jumlah view, melihat akun adsense dan berpikir bagaimana agar pengunjung meningkat secara signifikan. 

Kita bikin konten dan posting lebih baik? Ada yang begitu. Tapi banyak di luar sana (tidak untuk meng-genelisir) yang panik dan membuat konten-konten kopas dari blog terkenal. Banyak juga yang kalap dan akhirnya mencari backlink otomatis agar blognya terdongkrak naik dan ujug-ujug berada di page 1 google. Huss! Google tidak bodoh dan kemungkinan besar tahu dengan apa yang kita lakukan. Apalagi? Spammer? Wah ini bisa jadi makanan asik yang sekarang juga ngetren di pola pemasaran media sosial karbitan. Atau memanfaatkan tools-tools yang membuat hasil seolah instant itu?

Jika tidak memperbaiki pola pikir terhadap dunia blogging yang mengutamakan konten dan kecerdasan kita dalam mengelola blog. Niscaya kita akan lelah sendiri. Percayalah! Blog-blog yang anda lihat terkenal saat ini tidak dibangun sebagaimana Bandung Bondowosi membuat seribu candi. Kalapun blog itu baru, pastilah mereka pemain lama yang sudah fasih betul dengan metode-metode sahih dalam membangun web yang mudah populer.

Caranya, cobalah posting secara rutin dengan posting yang berkualitas. Kalau niche-nya pas. Mungkin blog anda akan cepat meroket. Kalau sudah menemukan pola dan sistemnya, pasti akan bagus hasilnya. Duitnya? Ah... itu khan cuma bonus.

Nah. Kalau aplikasinya terhadap bisnis juga begitu. Sekali buka langsung laris? Mungkin saja. Tapi prosesnya tidak juga segampang itu. Tapi, bisnis-bisnis yang kita kenal bertahan di hari ini bahkan dalam gelombang krisis berkali-kali adalah bisnis yang rerata memang memiliki sistem yang kokoh. Silih berganti manajer ataupun personil tidak membuat mereka goyah. Karena sistemnya sudah terbentuk. Sudah rapi.

Terkenang saya dengan salah satu bagian dari bukunya mas Jaya Setiabudi dalam Kitab Anti Bankrut. Soal bagaimana beliau gambarkan dalam membangun bisnis itu ada kalanya seperti kita buka bengkel. Awalnya buka bengkel sebagai self employe. Kita yang punya bisnis, kita pula yang jadi karyawan. Setelah bengkel lumayan ramai, tambah satu orang untuk membantu menyelesaikan pekerjaan yang tidak bisa kita handle sendiri. Makin berkembang, saatnya berubah alan menjadi manajer. Beberapa orang direkrut menjadi karyawan dan sang pemilik bekerja sebagai manajernya. Membuat sistem penataan barang, sistem antrian, sistem sift, mengatur keuangan dan lain sebagainya.

Jika dilihat sistem itu sudah berjalan dengan baik, dia boleh mengangkat satu orang untuk menjalankan semua sistem tadi. Menjadi Manajer. Sedangkan dia, full jadi bisnis owner. Sehingga, walaupun dia jalan-jalan bisnisnya tetap jalan. Tidak berhenti sampai di situ. Jika cashflow yang dikelola manajer tadi berjalan dengan baik, mungkin dia akan berpikir untuk membuka cabang baru atau sekadar memperluas tempat usaha. Kalau berhasil, barulah dia bisa berpikir ke depan untuk mencari peluang-peluang baru sebagai seorang enterpreneur.

Tidak mutlak begitu sih. Tapi, kalau bisnis kita memiliki sistem yang baik, pasti aliran uang dan kesejahteraan akan mengalir tanpa henti. Ada masalah cepat ditangani. Goal tetap ada, tapi fokusnya pada pembangunan sistem.

Bagaimana dengan perusahaan yang fokus pada target jualan begini dan begitu sementara sistem di dalam perusahaannya belum mapan? Target mungkin akan tercapai, tapi tidak maksimal. Karena dalam perusahaan itu masih keropos. Dalam Istilah sepakbola, banyak pemain cidera dan beberapa pemain tidak berada dalam pos yang sesuai dengan gaya bermainnya. 

Contoh sederhana sistem pelaporan keuangan saja. Kalau tidak pernah memiliki sistem yang kuat, kita akan menemukan uang perusahaan akan digunakan oleh pemilik untuk kebutuhan pribadi. Atau uang keperluan pribadi tiba-tiba harus menutupi kebutuhan modal perusahaan yang sedang skak-mat. Ada uang yang dikorupsi oleh karyawan-pun mungkin tidak ketahuan. Karena pembukuannya saja kacau. Bagaimana mengukur keuangannya sehat dan perusahaannya bisa grow kalau untung dan rugi saja tidak ketahuan berapa jumlahnya. Bagaimana menentukan overhead cash-out jika cash-outnya sendiri tidak terdeteksi berapa jumlah yang seharusnya keluar.

Termasuk, bagaimana menjadwalan kembali utang. Menagih piutang. Menambah potensi revenue dari post yang selama ini tidak terlalu diperhatikan.

Contoh lain misalnya, pada pola rekrutmen karyawan baru. Jika tidak punya sistem. Babak belur tuh perusahaan. Apalagi tidak punya pola upgrading potensi dan kemampuan karyawan. "Wah... apa kata dunia?" Karyawan lama konflik sementara perusahaan tidak pandai mengelola konflik. Atau menempatkan karyawan yang harusnya berada di lapangan dan berjualan berdiam diri di kantor menyusun laporan keuangan. Ampun deh boss!

Memang sih. sistem yang baik tidak bisa terjadi dalam sekejap. Itu perlu proses. Dan proseesnya itu dibangun sedari awal dan terus menerus. "Lalu bagaimana kalau perusahaan sudah jalan tapi sistem dalam manajemen masih amburadul?" Perlahan perbaiki lah... Sembari tetap jualan untuk mendapatkan cashflow dan melakukan riset. Pada bagian mana biang keladi penyakit dalam perusahaan itu. Siapa tahu, biang keladinya adalah diri kita sendiri? Maka, jika sudah mengetahui itu. Teriklah kepada diri sendiri. "Woi! Bangun Woi!" Lalu secepatnya perbaiki.

***

Eh! Bagaimana dengan kasus Van Gaal tadi?

Saya sih menilai. Sebagai Fans. Bersabarlah hingga akhir musim. Kalau perlu bersabar hingga masa kontraknya habis. Karena saya yakin, dari apa yang saya amati, MU akan bangkit di tahun ketiga dan menjadi kandidat kuat juara Premier League tahun depan. Jika pelatih dan Manajernya adalah Van Gaal. Jika harus berganti, pilihan paling rasional tentu saja dengan menunjuk Ryan Gigs sebagai suksesor. Karena sedikit banyak, sistem yang ini bangun Van Gaal saat dibangun bersama Gigs.

Bukan saya tidak suka Mou. Tapi, mendatangkan Mou sama saja dengan merubah sistem yang telah ada. Biarpun the Special One berjanji, akan menghormati dan menggunakan sistem dan gaya yang ada. Tapi, Mou punya gaya yang berbeda. Apalagi, tingkah polahnya yang kerap membuat kita mengernyitkan dahi.

Karena MU yang sekarang adalah sebuah bentuk restorasi. Dari rezim Sir Alex yang kokoh sejak 1986 itu. Kalau mau bangkit, mungkin seyogya-nya gantilah ia dengan orang kuat lain yang mampu membangun rezimnya sendiri. 

Sehingga, jangan sampai nasib MU jadi kayak negeri kita sekarang. Yang rakyatnya hanya terkagum pada sebuah orde dan mengangguk-angguk di kepalanya saat terngiang:

 "PIYE... ENAKAN ZAMANKU TOH?"

Comments

  1. Duh saya juga sebagai pendukung REAL MADRID jadi ikut kasihan mas sama MU karena beberapa musim terakhir MU mengalami penurunan prestasi ambil contohnya saja dari gagalnya MU lolos ke liga champions kan dulu MU langganan banget masuk liga champions, hmm saya doakan semoga keterpurukan MU saat ini segera bangkit dan bisa bersaing kembali di papan atas liga inggris dan tentunya di liga champions dan saya berharap bisa bertemu dengan REAL MADRID mas.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyam semoga Atletico Madrid juara liga champions

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Gila?

Saat bertemu di halaman rawat inap Puskesmas Alabio, beliau ajak saya ngobrol. Katanya resiko hidup punya banyak kenalan, tiap hari jenguk orang yang sakit. Saat direspon, kayaknya agak roaming gimana gitu... Di sebagian sisi halaman parkir ada ibu-ibu salah satu tetangga ranjang kami memberi isyarat. Beliau menempelkan jari telunjuk di alis. Isyarat yang sudah lama tidak pernah saya lihat. Yang menggambarkan, bahkan orang yang dimaksud sedang "miring", urat syaraf otaknya putus, agak sinting atai setengah gila. Dan benar. Menurut cerita istri, beliau ini terkenal di kampung sebagai orang "gila" yang hebat mengaji. Terlihat dari sepeda motornya yang bersih mengkilat tidak menunjukkan tanda-tanda kegilaan. Setidaknya, saat mendengarkan suara beliau sebelum adzan subuh dikumandangkan. Benar! Beliau mengaji. Dan dalam beberapa kesempatan juga adzan. "Ashsholaatu Khayrum min annawm..." Suara cemprengnya menyeru kami untuk segera bangun dan menuju masji...

TDA Camp Loksado yang Menyisakan Penyesalan

Arsip TDA Camp - Loksado Sesal kemudian memang tiada guna, tapi mau bagaimana lagi. Jika memang sudah itu yang terjadi, semoga bisa jadi pelajaran di kemudian hari. Hal ini pulalah yang masih saya ingat pada moment menjelang akhir tahun lalu di acara TDA Camp. Acara yang memang sudah diagendakan sejak lama itu mengambil tempat di Loksado, Hulu Sungai Selatan - Kalimantan Selatan. Sejak awal keberangkatan pada hari itu sudah berisi penyesalan. Beberapa anggota TDA Banjarmasin yang tidak bisa ikut acara merasa menyesal karena tidak ikut. Pelajaran moral 1: Kalau ada acara piknik, kumpul-kumpul dalam komunitas, upayakan untuk ikuti. Kalau tidak, buat apa gabung komunitas? Trivia: Wisata alam loksado terletak di Desa Loklahung. Dan masih jadi misteri, apa sebenarnya makna dari Loklahung ini. Karena kalau meninjau dari kosakata, Lok Bermakna Teluk. Sedangkah Lahung bisa bermakna buah Layung (sejenis durian), atau bisa juga bermakna pelacur. Berangkat pada 25 Desember di ...

Mourinho Jadi Manajer MU, Welcome Jose.

Tidak tahu saya, apakah harus bergembira hati atau bersedih saat Manajemen Manchester United hari ini resmi menunjuk Jose Mourinho sebagai manajer baru. Bersedih karena bukan Giggs yang jadi Manajer? Tidak suka dengan dia? Absurd. Toh CV Mourinho sebagai pelatih kelas dunia yang menjuarai Liga Champions bersama Porto dan Inter MIlan tidak jelas-jelas harus membuat saya merasa bahagia. Sebagaimana fans-fans MU lainnya yang kadung rindu sejak pertengahan musim lalu.  Ada taggar #welcomeJose yang sekarang sudah beredar yang menandakan secara resmi, Mou jadi Manajer MU. Baca juga:  Mou untuk MU? Soal MU, Goal dan sistem dalam perusahaan Bukankah publik Old Trafford sangat haus akan prestasi. Meski dahaganya sudah terobati dengan hadirnya piala FA yang kembali dijunjung tinggi setelah terakhir pada 2004. Diyakini, bahwa kehadiran pria kebangsaan Portugal itu akan membuat MU kembali ke jalur yang benar. Insyaf menghuni 2 besar yang dalam 3 tahun terakhir tidak te...