![]() |
Arsip TDA Camp - Loksado |
Hal ini pulalah yang masih saya ingat pada moment menjelang akhir tahun lalu di acara TDA Camp. Acara yang memang sudah diagendakan sejak lama itu mengambil tempat di Loksado, Hulu Sungai Selatan - Kalimantan Selatan. Sejak awal keberangkatan pada hari itu sudah berisi penyesalan. Beberapa anggota TDA Banjarmasin yang tidak bisa ikut acara merasa menyesal karena tidak ikut.
Pelajaran moral 1: Kalau ada acara piknik, kumpul-kumpul dalam komunitas, upayakan untuk ikuti. Kalau tidak, buat apa gabung komunitas?
Trivia: Wisata alam loksado terletak di Desa Loklahung. Dan masih jadi misteri, apa sebenarnya makna dari Loklahung ini. Karena kalau meninjau dari kosakata, Lok Bermakna Teluk. Sedangkah Lahung bisa bermakna buah Layung (sejenis durian), atau bisa juga bermakna pelacur.
Berangkat pada 25 Desember di pagi hari menggunakan bis, peserta awalnnya cuma sedikit. Tapi di perjalanan bertambah karena beberapa di antaranya minta dijemput di lokasi terdekat dengan rumah. Termasuk saya dan Rusli, yang juga merupakan Anggota TDA Banjarmasin yang minta jemput di depan Masjid Brimob Banjarbaru.
Keseruan mulai terasa karena di barisan belakang bis, juga ikut dua pembicara yang mengisi acara TDA Camp pertama di Kal-sel itu. Salah satunya adalah pak Hantiar yang memang hobi traveling. Kali ini beliau membawa serta anak dan istrinya. Juga ada Kang Ferdian, beliau jomblo hari ini. Karena anak dan istrinya ditinggal di Bandung. Cerita mulai mengambang soal scuba diving, snorckling, Hiking, memakan kepiting (yang katanya langka) hingga cerita beberapa cara agar bisa liburan dengan mudah dan murah.
Trivia: Agenda TDA Camp adalah salah satu program TDA untuk menumbuhkembangkan wirausaha muda baru dan meningkatkan omset setiap anggotanya
Sesekali saya yang ikut nimbrung dalam obrolan itu. Karena awalnya tidak tahu bahwa itu adalah pembicara di acara ini, saya sih feel free aja waktu bicara seenaknya. Hahaha... Ujung-ujungnya saya malu sendiri. Karena Pak Hantiar ini ternyata salah satu founder TDA. Waduh!
Pelajaran Moral 2: Kalau ketemu sama orang baru, ada baiknya kenalan dulu. Kalau gak pengen malu.
Persinggahan pertama di Antasan Senor, tidak ada yang spesial di sini. Karena sudah terlalu biasa singgah di area sini. Sementara peserta lain sarapan, saya (lagi-lagi tanpa perkenalan) berbincang dengan supir bis. Berbasa-basi sih. Yang intinya ingin tahu saja berapa sewanya. Setelah tahu, supir saya tinggal tanpa bekenalan (lagi) apalagi minta nomer handphone.
Perjalanan lanjut hingga kami sampai di Masjid Nurul Falah Rantau untuk shalat jumat. Salah satu masjid Raya yang megah yang dulunya pintu kaca di sini terbuka otomatis. Entah kenapa sekarang pintunya sudah macet dan harus dibuka secara manual.
Ba'da Jumat langsung menuju Kandangan. Karena Kandangan ini dikenal dengan Ketupat Kandangannya, mampirlah kami di salah satu warung yang lumayan besar untuk makan siang. Tidak lain dan tidak bukan, makan ketupat Kandangan. Soal berapa harganya, kami tidak terlalu pikirkan. Karena dibayar oleh Amir Safar sekaligus Ketua TDA Banjarmasin mas Syahriadi Ilmi. Yang pengen nambah mungkin malu saja, karena rasa ketupat dan Haruan Asapnya enak. Rekomended bagi kalian traveler yang jalan ke Kandangan. Lokasinya di Sungai Raya, tidak jauh dari Bundaran Ketupat pertama. Sayangnya saya lupa mencatat nama warungnya. Hehehe
Trivia: Saat ini TDA Banjarmasin dipimpin oleh Syahriadi Ilmi yang mulai menjabat sebagai direktur pada tahun 2015. Memiliki usaha di bidang penjualan software Akunting dan Cat.
Ada kejadian unik di warung ini. Karena Ketupat Kandangan ini berkuah santan kental dan salah satu teknik memaannya adalah dihancurkan ketupatnya dengan tangan, salah satu awak rombongan ini bertanya: "ini makan-nya pakai tangan kah?". Langsunglah saat itu pelayan warung nyeletuk: "Pakai kaki juga boleh". Suasana kemudian mendadak panas. Karena yang bertanya ini merasa tidak terima dijawab dengan ketus seperti itu.
Saya sendiri sih nyengir sendiri. Karena sudah tahu karakter orang sini, yang kadang becanda-nya kelewatan. Nadanya memang sering datar dan tidak ada kesan ingin banyol dan sejenisnya. Tapi serius! Mereka biasa becanda. Biasanya terhadap orang baru supaya menjadi ice breaker agar suasanya jadi cair.
Saya waktu di bis cuma bilang, bahwa ini memang biasa saja. Apalagi kalau ke Alabio. Bawaanya kita kesel kalau tidak tahu bila orang sana sering kalau ngomong terlihat serius tapi isinya banyol. Bahasa sininya, mahalabiu.
Pelajaran Moral 3: Benarlah apa kata orang: Di mana bumi di pijak, di situlah langit di junjung.
Trivia: Ketupat kandangan adalah menu makanan yang terbuat dari ketupat karau dengan tekstur yang tidak lembek. Diberi kuah santan kental dan berpadu dengan lauk berupa haruan asap atau telur asin. Cara memakan cukup unik, hancurkan ketupat dengan tangan hingga berbentuk seperti nasi. Lama kelamaan santan akan diserap oleh nasi dan menimbulkan efek rasa nasi berlemak.
Suasana panas mereda karena kami putuskan untuk tidak lagi membahas kejadian di warung ketupat tadi. Perjalanan berlanjut melewati persawahan, rumah-rumah warga, rentetan pohon-pohon yang saya sendiri tidak tahu namanya. Melewati lembah, naik ke bukit, turun lagi ke lembah, naik lagi. Beberapa kali auman mesin bis lebih nyaring dari biasa. Ada momen berhenti berapa saat. Sampai ada salah satu peserta yang memecah suasana: "Kalau mogok siap dorong kah?" Dibalas dengan tawa beberapa peserta yang masih terjaga.
Suasana panas mereda karena kami putuskan untuk tidak lagi membahas kejadian di warung ketupat tadi. Perjalanan berlanjut melewati persawahan, rumah-rumah warga, rentetan pohon-pohon yang saya sendiri tidak tahu namanya. Melewati lembah, naik ke bukit, turun lagi ke lembah, naik lagi. Beberapa kali auman mesin bis lebih nyaring dari biasa. Ada momen berhenti berapa saat. Sampai ada salah satu peserta yang memecah suasana: "Kalau mogok siap dorong kah?" Dibalas dengan tawa beberapa peserta yang masih terjaga.
Sekitar jam 5 sore, kami sampai di lokasi. Perjalanan melelahkan beracampur bumbu emosi itu akhirnya terbayar. Aroma daun yang hijau beradu dengan nuansa sejuk yang tidak kami lihat dan dapatkan di kota. Inilah penjawab ketegangan selama bekerja dan mejalankan bisnis dengan rutinitas. Pijakan kaki pertama membuat kami merasa bebas tidak perlu memikirkan lagi sekian banyak target di meja kerja untuk sesaat.
Pilihan kami pada Meratus Resort sepertinya tepat. Karena posisinya yang langsung menghadap bibir sungai dengan bebatuan dan pepohonannya yang demikian teduh.
Beberapa kemudian membasuh kaki di sungai Amandit sembari mengabadikan diri melalui foto. Cekrek, cekrek, upload. Cekrek lagi, upload lagi. But wait! Upload saja sesukamu, karena di sini gadget secanggih dan semahal apapun have no power! Tidak ada sinyal. Nah lho... Saya sendiri baru sadar saat mau upload. Sinyal yang dari tadi kencang mendadak tiarap, mlempem.
Pelajaran Moral 4: Kalau di tempat wisata yang ajib kayak gini, lupakanlah dunia maya. Fokuslah pada keindahan alamnya. Fokus pada kebersamaanya. Karena tempat ini diciptakan bukan untuk terhubung ke dunia maya.
Siang berganti malam. Namun derasnya air sungai membuat malam itu tidak terlalu sepi. Tidak hening. Iramanya benar-benar syahdu bergantian dengan bebunyian binatang nokturnal yang aktif mencari mangsa ataupun sedang bercumbu dengan pasangannya.
Agenda pertama malam itu. Usai pembukaan, acara dilanjut dengan makan bersama. Bakar-bakaran! Potongan-potongan ayam, tempe dan sosis yang sudah dipersiapkan sejak dari Banjarmasin lalu dikeluarkan. Di depan pelataran salah satu Villa di Meratus Resort ini, tungku lalu dipersiapkan. Hampir seluruh peserta antusias termasuk anak-anak yang belum juga tidur pada jam itu.
Saat itu bara belum jadi betul. Dengan semangat menggebu kemudian kami hadirkan ayam di atas panggangan. Potongan-potongannya disusun agar muat. Sebagian sambil mengipas, sebagian lagi mengoles-oleh bumbu dan membolak balik. Dan salah satu anak yang aktif tidak mau kalah dengan peserta yang sudah dewasa. Ikutan membolak-balik ayam. Hingga jadilah anak ini sebagai penguasa capitan.
Perpaduan yang sempurna antara bara yang belum jadi dan anak kreatif ini menghasilkan Ayam dengan tekstur yang aduhai. Hitam legam. Hangit istilah orang sini untuk kata: Gosong. Entah siapa yang sudah menelan dan mencernanya ke dalam perut. Tapi yang jelas, akronim ayah hangit mendadak jadi trend saat itu. Sampai saya dan kelompok sendiri memberikan nama kelompok dengan sebutan: Black Chicken. Hahaha
Pelajaran Moral 5: Kalau acara kumpul-kumpul begini, tak mengapa membawa anak. Tapi ya mbok dijaga lah biar kreatifitasnya tidak membuat ayam menjadi gosong.
Malam semakin larut. Ada yang sembari bercerita, menonton tivi tapi sebagian besar memilih untuk membalas kelelahan seharian ini dengan berlelap ria. Bersusun tidak rapi mangampar di setiap sisi. Peserta kembar tahu betul dengan kondisi tubuh mereka yang letih. Mereka ambil kesempatan tidur di salah satu kasuur. Yang lain? Peduli amat... yang penting tidur dulu.
Ajaibnya, meski tanpa alas yang memadai. Semua peserta tidur dengan pulas. Irama gemericir air dan binatang malampun bertambah syahdu dengan semilir angin yang datang dari bawah lantai dan nada tak beraturan dari dengkuran peserta. Saya mendengkur? Entahlah. Mungkin saya jadi salah satu nada tenor di musikalitas malam itu. Dan melodi itu kian subur saat dingin merasuk hingga ke tulang.
Pelajaran moral 6: Alangkah lebih baiknya jika peserta membawa sleeping bag, biar tidak kedinginan.
Pagi usai sarapan yang dibuat oleh Maulana, acara dilanjut dengaan sharing dari pembicara. Tidak perlu saya bagi di sini ya... Soalnya, biar yang tidak ikut makin nyesel. Hahaha. Beberapa di antaranya diselipi dengan games-games seru.
Ada Games simulasi tentang persaingan bisnis. Games soal kerjasama tim dan di malam minggu ada semacam aksi teatrikal dari grup-grup yang sudah dibagi sebelumnya. Beberapa tim membuat dengan sangat serius sekali. Termasuk kami yang bahkan idenya baru jadi tepat sebelum tampil. Yang seru justru kelompoknya Rusli. Asli bikin ngakak bahkan pak Hantiar tidak henti tertawa dengan ajian: "Jurus Kodok Mati Menahan Nafsu". Bagi yang nyengir-nyengir onta saat mengingat kalimat sakti ini, selamat anda memang peserta yang asoi.
Kelompok yang dibagi sendiri mendapat tugas harian. Menjadi asisten bos (as-bos) yang melayani bikin makan, mempersiapkan makan, membersihkan tempat acara dan cuci piring dan lain sebagainya. Harus mau disuruh-suruh oleh kelompok lain yang jadi Bos pada saat itu. Saya sendiri hampir nangis bombay waktu disuruh manjat pohon rambutan yang tidak ada dahan dan ranting sejauh mata memandang. Pliss donk! Pohon sawo yang banyak dahannya saja bikin aku terjatuh. Bagaimana dengan ini? Apakah harus kunyanyikan:
"Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi, aku tenggelam dalam lautan luka dalam..."
Pelajaran moral 7: Kalau jadi bos, cobalah beri tugas kepada anak buah secara rasional. Jangan mentang-mentang bos, lalu memperlakukan anak buah seenak hatinya. Ingat, bos beda dengan leader.
Karena kalau kita memiliki karyawan yang brilian tapi tidak diperlukukan secara manusiawi, kita akan menyesal jika dia sudah tiada.
Beruntungnya, saat jadi bos as-bos bisa membalas. Para bos harus berjalan menuju tempat acara, bahkan makan dengan mata tertutup kain hitam. Satu momen yang belum bisa kelompok kami lakukan, karena peraturan ini baru berlaku setelah kami selesai jadi as-bos. Baiknya meraka, mereka tidak jadi bawahan yang kurang ajar dengan menjerumuskan bos-nya ke kurang atau menghidangkan cabai level 100 saat makan. Aih, makasih ya teman-teman.
Pelajaran Moral 8: Kalau jadi bos, percayalah dengan karyawan dan anggota tim kalian.
Di salah satu momen, mas Ilmi bercerita soal penyesalannya di acara kali ini. Malam itu beliau baru sadar, bahwa ternyata sudah melakukan kesalahan. "Ternyata, kalau kita booking lewat Traveloka. Jatuhnya biaya hotel di Meratus ini bisa jauh lebih murah"
![]() |
Harganya memang sudah naik, tapi masih jauh lebih murah dari harga yang ada di Website Mountain Meratus |
Lho koq gitu? Iya. Di Situs Meratus Resort memang mahal. Harga untuk Villa saja itu dapatnya 2,2 juta. Meski ada diskon, tapi harga yang ada di Traveloka jauh, jauh lebih hemat. Gila Cyiiin, untuk tipe Villa yang sedang kami tempati di Traveloka harganya hanya 1,6juta. Hah! Kalau dipakai dari jumat hingga minggu bisa hemat berapa tuh? Apalagi kalau dikali-kali sama beberapa kamar lain yang dipakai oleh satu keluarga atau para ibu-ibu yang jomblo lokal. Hemat buaanyaak banget.
Pelajaran Moral 9: Kalau mau nyesel tidak pakai Traveloka, pastikan kamu tidak pernah tahu atau mendengar soal platform keren ini.
Hari terakhir di Meratus Resort ditutup dengan senam pagi, games Team Building, Jalan-jalan mencari Durian dan berarung jeram dengan rakit bambu di sungai Amandit.
Sebagian yang makan durian, boleh jadi anak ingat bagaimana harus berkeliling tapi hanya menemukan beberapa biji durian. Lalu di perjalanan pulang harus menyetop pedagang yang membawa satu motor penuh durian. Ada yang hampir muntah karena kekenyangan, ada pula yang merasa sepertinya masih ingin lagi. Meski sudah ada durian dan manggis menghiasi perut.
Mungkin keseruan ini akan didapatkan lagi jika temen-temen TDA yang ikut di acara Pesta Wirausaha pada tanggal 2 hingga 6 Mei ini melanjutkan perjalanan menuju puncak di hari berikutnya. Boleh lah biar tidak menyesal lagi untuk booking hotel di puncak .
Dinginya akan lebih berasa apalagi memang sudah berada di sana. Mungkin bakal lebih dingin dibanding dengan malam-malam di Loksado.
Dinginya akan lebih berasa apalagi memang sudah berada di sana. Mungkin bakal lebih dingin dibanding dengan malam-malam di Loksado.
Bagaimana keseruannya, biarlah gambar dan video di bawah ini yang berbicara.
![]() |
arsip TDA Camp - Loksado |
![]() |
Arsip TDA Camp - Loksado |
![]() |
Arsip TDA Camp - Loksado |
![]() |
Arsip TDA Camp - Loksado |
![]() |
Arsip TDA Camp - Loksado |
![]() |
Arsip TDA Camp - Loksado |
![]() |
Arsip TDA Camp Loksado |
![]() |
Arsip TDA Camp - Loksado |
![]() |
Arsip TDA Camp - Loksado |
![]() |
Teatrikal - Arsip TDA Camp - Loksado |
![]() |
Arsip TDA Camp - Loksado |
![]() |
Arsip TDA Camp - Loksado |
![]() |
Bamboo Rafting - TDA Camp - Loksado |
Bagaimana? Tetarik ke Loksado juga? Atau malah ikutan menyesal karena orang kalsel tapi belum pernah ke sana? Ayolah Bro... Jangan sampai nanti sudah bangkotan belum pernah ke sini.
NB: Foto-fotonya terlalu banyak. Jadi yang saya upload cuma segini saja.
Update Foto
Update Foto
![]() |
Idris, Ayi, Dahlia, Djaya, Upi |
![]() |
Games Susun Kata - Ayi, Idris, Upi, Mardhiyah |
![]() |
Menuju bis - Arsip TDA Camp |
![]() |
On The Way - TDA Camp - Loksado |
![]() |
Makan Siang Ketupat Kandangan - TDA Camp - Loksado |
![]() |
Bos Trust the As-bos - Arsip TDA Camp - Loksado |
![]() |
Beraktifitas dalam gelap - TDA Camp -Loksado |
![]() |
Penyematann Kartu Peserta - TDA Camp - Loksado |
Wah komunitas apa nih gan? Seru bgt
ReplyDeleteWah komunitas apa nih gan? Seru bgt
ReplyDeleteKomunitas Tangan di Atas Gan...
DeleteTDA camp keknya seru banget >.<
ReplyDeletebanget
Deleteseru nih bisa dong ikutt :p
ReplyDeleteAgan di daerah mana?
ReplyDeleteAgan di daerah mana?
ReplyDelete