Setiap titik udara yang berangsur menjadi dinginKau tetap gagah berdiri, meski diterpa anginTidurlah wahai diri
Lamat-lamat lalu kupandang wajahmuSenyumu merekah bersama mata yang sayuBegitu mudahkah kau memanggil dengan suaramu yang merdu
Hai! Bukankah aku sudah menunggumu!Tidurlah wahai diriPergilah ke alam mimpiMengukur badan ke dalam relaksasiTidak cukupkah makan dan lelah menghajarmu?Malam telah mempersunting dirimu untuk tak terjagaMenyelimutimu memberi energiBila kian ringkih kau akan tahuRenta menanti, tua belum tentuTapi mati, pasti akan bertamu
Kau tahu,Bantal dan Guling adalah selir setiamuMembersama alunan dengkur yang syahdu
Tidurlah wahai diri
Tutuplah mata sejenakdan penuhilah jatah jasad
Janganlah malam sampai berteriak
menggil-manggil dengan suara serak
Tidurlah wahai Diri
![]() |
Tidurlah Wahai Diri - Image Source: mrwallpaper, Moon Stars |
Banjarbaru, 29 April 2016
Hendra Madjid
Comments
Post a Comment