Apakah ada di antara rekan semua yang di tanggal 10 ini gajinya sudah habis? Lalu Terpaksa berutang agar bisa menghidupi sisa bulan yang masih panjang. Ibarat kata, kita tidak mengandalkan penghasilan untuk hidup. Tapi dari harapan penghasilan yang akan kita dapat di masa depan. Oleh karena itu kiranya perlu Cara Cerdas agar pengelolaan keuangan bukan malah membebani, tapi malah menjadi jalan agar bisa merancang masa depan yang lebih baik.
Dulu sempat saya terkejut saat ada rekan kerja istri yang penghasilannya hampir empat juta harus tersisa beberapa ratus ribu rupiah saja lagi saat gajinya keluar. Karena cicilan di mana-mana dan untuk menutupi kebutuhan harian harus memutar otak lebih keras agar lebih hemat.
Atau saya terperangah melihat rekan kerja yang tiap hari makan di luar, tapi utangnya berlipat ganda sehingga gajinya sebulan hanya mampu menutup beberapa hari hidup saja. Sisanya, harus berutang ke sana kemari.
Bagi rekan yang tertarik bagaimana agar keuangannya sehat, berikut tips sederhana Cara Cerdas Kelola Uang yang saya dapat beberapa waktu lalu dari sebuah seminar.
1. Membedakan antara kebutuhan dan keinginan
Perbedaan sangat mendasar dari kebutuhan dan keinginan terletak pada akibat yang ditimbulkannya. Kebutuhan lebih bersifat kepentingan tinggi dan jika tidak dipenuhi akan mengakibatkan kebinasaan. Misalnya saja makan, minum, pakaian dan tempat tinggal. Sedangkan keinginan, pemenuhan-nya lebih kepada aspek emosional yang membuat kita galau dan resah jika tidak terpenuhi. Tapi tidak membuat kita mati.
Pada fakta yang sama seperti makan misalnya, makan seperlunya saja. Cukup terpenuhi kadar karbohidrat, protein, lemak dan lain-lain. Sehingga makan nasi, lauk dan sayur mayur sudah cukup untuk memenuhinya. Namun jika bicara makan-makanan di luar dengan pilihan menu lebih banyak, tempat makan yang luas dan bersih, ada wifi dan bisa eksis tentu tidak lagi terkategori sebagai kebutuhan. Melainkan keinginan. Jadi kalau anda sedang makan dengan biaya 100 ribu rupiah per-porsi di sebuah rumah makan, itu bukan kebutuhan.
Contoh lain tempat tinggal. Sekadar tempat untuk bernaung satu keluarga meskipun ikut mertua atau sewa sudah bisa memenuhi kebutuhan. Keinginan untuk membeli apalagi dengan konsep dan tipe tertentu jelas bukan kebutuhan. Paling yang terjadi seperti yang saya sampaikan di atas, kita galau dan resah karena merasa kalah dengan orang lain yang mampu membeli tunai. Kecuali kita memang benar-benar sudah menghitung secara matang kesanggupan kita untuk membayar.
Lalu bolehkah kita mendapatkan barang terbaik untuk memenuhi kebutuhan? Boleh. Selama kita mampu. Intinya sih, gaya hidup harus sesuai dengan isi kantong. Boleh bergaya, asal mampu dan tidak berutang. Karena tidak nyaman juga kalau kita memiliki kendaraan yang bagus sementara setiap malam kita pusing untuk memikirkan cicilan bulanan. Pada akhirnya, kita usaha fokusnya bukan pada peningkatan pelayanan untuk menaikkan omzet. Tapi fokus untuk mendapatkan keuntungan besar agar bisa bayar cicilan.
Jadi, poin penting pertama yang harus dimiliki dalam Cara Cerdas Kelola Uang adalah kemampuan kita untuk menilai mana yang merupakan kebutuhan. Dan mana yang merupakan keinginan.
2. Lakukan Pelacakan
Tidak kalah penting lagi tentu saja kita harus lakukan pelacakan (tracking) atas tiap pembelanjaan. Uang larinya kemana. Memiliki penghasilan sebesar apapun pasti akan menyisakan Utang di sana sini kalau terlalu banyak kebocoran di sana sini.
Misalnya saja, bila dalam sebulan terlalu banyak wisata ke luar daerah tentu akan membuat rekening kita akan terkuras sangat dalam. Atau yang paling sederhana, misalnya kita sudah menganggarkan mengisi pulsa atau paket data maksimal 50 ribu sebulan, tapi ternyata malah membelanjakan 150 ribu. Rugi donk? tidak rugi kalau memang setelah terlacak pengeluaran itu mampu menambah penghasilan kita lebih tinggi.
Sekarang, coba kita telusuri lebih dalam pengeluaran harian, mingguan dan bulanan kita. Berapa banyak untuk sewa rumah, untuk makan, biaya transportasi, susu dan popok anak dan lain-lain. Jika memang terlalu banyak kebocoran di bagian non-kebutuhan, makan kita harus rela dan bersiap untuk memangkasnya.
Tidak masalah kita gigit jari karena melewatkan program diskon tertentu. Karena biasanya, kita memang akan kalap saat terkena impuls buying yang tinggi sehingga tidak sadar ada kebocoran sangat besar dalam pengeluaran bulanan.Saat melakukan pelacakan, kita akan dapatkan juga beberapa barang ternyata beberapa barang tidak kita butuhkan terbeli. Bila begitu, solusinya satu. Jual kembali jika memang tidak terpakai atau masih layak untuk dipakai orang yang lebih membutuhkan.
3. Buat Perencanaan
Setelah melacak, tentu kita harus membuat perencanaan. Bulan ini belanja apa, berapa banyak untuk makan, hiburan, tabungan. Beberapa di antaranya menyarankan untuk menabung lebih dahulu. Tapi harus jelas juga, kita menabung bukan untuk menimbun harta. Melainkan untuk kebutuhan tertentu misalnya untuk membeli rumah, membeli kendaraan, biaya sekolah anak, cadangan biaya kesehatan dan lain-lain.
Dan kembali ke poin pertama tadi. Perencanaan kita setidaknya memiliki 60% pemenuhan kebutuhan pokok, 20% untuk bayar utang dan sisanya untuk meningkatkan kapasitas diri dengan belanja pada investasi leher ke atas. Seperti membeli buku, mengikuti workshop atau seminar. 10% sisanya untuk memberi orang tua dan juga sedekah.
Jika memang beban utang kita terlalu banyak, kalau bisa 30% - 40%nya dari penghasilan kita fokus untuk melunasi utang. Kalau bisa, kita juga memiliki rencana berapa tahun lagi sudah bebas dari utang.
Apa bisa hidup tanpa utang? Bisa. Banyak yang sudah membuktikannya. Karena jika kita tanpa utang hidup kita jauh-jauh lebih tenang. Tidak perlu ragu untuk keluar rumah dan bertemu banyak, tidak takut menjawab telepon dan fokus usaha bisa lebih baik.
4. Optimalisasi Aset
Pikiran kita selama ini sepertinya sudah dikerangkeng dengan begitu kuat. Bahwa untuk memiliki mobil dan rumah kita harus berutang, untuk membesarkan usaha dengan utang, untuk menyelenggarakan pernikahan anak dengan utang. Apalagi jika ingin melunasi utang dengan utang lainnya. Padahal, ada opsi lain yang lebih baik. Yakni memanfaatkan aset terbesar kita.
Apa aset terbesar kita? Rumah? Mobil? Tabungan? Tidak. Aset terbesar kita justru adalah diri kita sendiri. Karena terlalu banyak potensi yang kita abaikan agar bisa mendapatkan penghasilan lebih banyak dan kondisi keuangan yang lebih sehat. Abaian saja tawaran-tawaran kredit tanpa agunan, menaikkan platform kartu kredit atau kredit konstruksi untuk renovasi rumah. Manfaatkan dulu aset yang sangat berharga yang kita miliki.
Kalau kita merasa, untuk memenuhi kebutuhan selama ini harus berutang. Maka segera erase pikiran tersebut. Kita bisa menulis untuk mendapatkan penghasilan, kita bisa berjualan untuk mendapat selisih keuntungan, kita bisa jadi makelar untuk mendapatkan fee dan lain sebagainya. Bahkan ada beberapa orang yang merasa kariernya sebagai karyawan mentok tapi setelah jadi pedagang, pengusaha, pembicara ataupun penulis jalan hidupnya seakan terbuka lebar.
Apakah harus resign dari tempat kerja? Belum tentu. Keluar dari zona nyaman kita saat ini membuat kita merasa bebas. Namun juga memiliki beban yang lebih berat. Maka dari itu, cobalah pikirkan ulang untuk membuat usaha baru dan keluar dari kantor yang membiayai kebutuhan kita selama ini. Memang rezeki itu datangnya dari Tuhan, tapi tidak semua orang akan siap menghadapi tantangan yang jauh lebih besar di dunia usaha.
Jika memang harus tetap bekerja, cobalah untuk membuat usaha sampingan. Berjualan Online misalnya. Apabila sudah mendapat penghasilan yang jauh lebih tinggi, mampu menutupi kebutuhan dan memenuhi rencana-rencana kita di masa depan, maka bersiaplah untuk fokus. Fokus menjadikan usaha sampingan tadi sebagai penopang utama kebutuhan hidup anda.
5. Berutang, Segera Bayar
Seandainya tidak ada cara lain lagi, barulah utang bisa jadi solusi. Tapi sifatnya harus temporary dan tidak terlalu banyak. Satu atau dua hari sudah selesai. Istilahnya seperti dana talangan sementara. Tapi ini tidak saya sarankan. Karena kebiasaan berutang meskipun sedikit dan tidak lama, akan membuat kita mendapatkan "pencerahan" bahwa ini adalah bagian dari solusi masalah kita. Padahal, kalau kita berutang kita tidak punya jaminan besok masih bisa hidup untuk mengembalikannya. Maka dari itu, sesedikitpun itu. Segera Bayar.
5. Berutang, Segera Bayar
Seandainya tidak ada cara lain lagi, barulah utang bisa jadi solusi. Tapi sifatnya harus temporary dan tidak terlalu banyak. Satu atau dua hari sudah selesai. Istilahnya seperti dana talangan sementara. Tapi ini tidak saya sarankan. Karena kebiasaan berutang meskipun sedikit dan tidak lama, akan membuat kita mendapatkan "pencerahan" bahwa ini adalah bagian dari solusi masalah kita. Padahal, kalau kita berutang kita tidak punya jaminan besok masih bisa hidup untuk mengembalikannya. Maka dari itu, sesedikitpun itu. Segera Bayar.
***
Sumber Inspirasi: Seminar Cara Cerdas Kelola Uang bersama pak Samsul Arifin (Sharea Business Coach - SBC Global); Blogger
Emg harusnya gini ya jadi sistem keuangan tu terkendali :)
ReplyDeleteIntinya sih supaya kita gak ngutang. Karena utang itu benar-benar menyempitkan
Deletebisa jadi panutan buat ntar gue kuliah nih gan, thx artikel nya...
ReplyDeleteterlebih lagi gan, kalau kita belum punya penghasilan. Harus pinter-pinter optimalisasi aset biar gak malu sama orang tua karena masih minta
Deleteiya ni sob ane jg suka ga cerdas dalam mengelola uang, suka cepet habis :3. btw makasih ni tipsnya ya, bener2 bermanfaat ni hehe
ReplyDeleteMengelola uang itu sih lebih ke mindset. Dan kadang ya ane pribadi juga kecolongan pada momen-momen tertentu. Yang pada akhirnya membuat ane harus kembali ke track awal pengelolaan uang secara baik dan benar.
DeleteCara ini sih bukan membuat kita jadi orang pelit. Tapi, lebih kepada penghargaan kita akan penghasilan dan membuat kita bijak dalam melakukan spending atas kebutuhan dan keinginan kita. Sesekali memberi penghargaan pada diri sendiri boleh lah...
Mantap mas, sangat berguna bagi ane yang boros :D
ReplyDeletedi tunggu kunjungannya mas di http://karya-zeboth.com/
semoga jadi ilmu bermanfaat yang jadi tabungan ane di akherat. hehe.
Deletewah bermanfaat nih gan tips nya, ane coba buat lebih hemat lagi
ReplyDeleteYa. Makasih juga gan atas kunjungan dan komentarnya. Semoga tips ini bisa membuat kita memperlakukan pemasukan dan pengeluaran dari penghasilan kita
DeleteKalau saya sih pantang ngutang, klw ngutang pun besoknya harus d kembaliin lagi gk tenang ada utang,mindset saya seperti itu, tpi terkadang masih bingung mmbedakan mana yg kebutuhan mana yg keinginan hehe
ReplyDeleteJadi inspirasi buat tambahan nih. Gak akan berutang, kalau gak benar-benar butuh dan mepet. Makasih gan.
Deletebermanfaat nih buat ane yang sering boros dalam keuangan
ReplyDeletesemoga bisa diamalkan gan.
Deleteinfo yg mantap gan :) sangat berguna untuk ane yg ngekos
ReplyDeleteAnak kost ini seringnya ya kalau akhir bulan baru sekarat keungannya. Tali bahaya kalau awal buln aj sudah kempes dompetnya
Deletemantap gan tipsnya
ReplyDeleteSemoga bisa diamalkan
Deletethanks gan, bermanfaat banget tips.nya
ReplyDeleteiya juga ya
ReplyDeleteIyya donk
DeleteBermanfaat nih buat anak kos biar duitnya gak cepet habis
ReplyDeleteCari-cari tambahan gan biar bisa gaya. Hehe
DeleteMengenaskan. Kalau awal bulan sudah tinggal sedikit gajian.
ReplyDeletepas liat dompet rasanya pengen nangis gan.
Deleteiya min, kalo ga ada menagemen dalam keuangan , megang uang berapapun juga bakalan habis ga kerasa., nice topic min (y)
ReplyDeleteIbarat kata, tangan kita panas buat belanja, mata lapar saat ada program diskon
DeleteIni baru namanya tips ampuh..trimakasih banyak yg dapat di ambil untuk hemat
ReplyDeletesama-sama
DeleteDengan penghasilan pas Pasan artikel ini akan sangat membantu sekali, agar bisa membantu mengatur keuangan
ReplyDeleteSeandainya pas-pas-an itu berarti Pas pengen liburan ada duitnya, pas ingin umroh ada duitnya. eh pas mau beli rumah juga ada duitnya, pas mau merit, duitnya udah tersedia. Gampang sekali khan jadinya hidup.
Deletetapi, ya kalau memang pas-pasan yang dimaksud itu adalah memang pas untuk hidup sebulan, kayaknya tips ini pas aja deh.
Mantap saran pengeloaan uangnya bro
ReplyDeleteKebutuhan vs keinginan...makasih hen lah...
ReplyDeleteSama-sama May. Keinginan kadang terselubung rapi dan seolah-olah jadi kebutuhan saat terkena impuls buying.
DeleteKadang mun banyak duit, kda beingat keluarnya..mun sdh habis hanyar bepicik! :D
ReplyDeleteKalau lagi banyak duit memang bikin lapar mata, lapar dompet. Tapi kalau sudah habis, itu dia. Baru berpikir keras.
Deletesepertinya orang kaya dan yang tidak kaya punya masalah yang sama ya Mas ??? masalah dalam mengelola keuangan, susah membedakan antara keinginan dan kebutuhan,,,, yang kaya masih mending ada yang dihambur2kan untuk memenuhi keiniginan, nah yang tidak kaya malah terjebak kepada sesuatu yang tidak diperlukan dan akibatnya untuk menutupi kebutuhan dasarnya malah kalang kabut,,,
ReplyDeleteNice article dah !!!
Jangan salah. Yang terlihat kaya saja masih banyak PR dan terus merasa kekurangan karena juga punya banyak utang. Yang benar-benar kaya justru menurut saya adalah orang yang tidak punya utang dan hartanya siap sedia untuk mengembangkan diri dan amal ibadah kepada Tuhannya.
Deletewaahhh... saya biasanya pelacakannya kurangg nih mas.. terkadang habis nda tau dimana, kalau saya di awal-awal bulan, atm saya tinggal semuanya dirumah.. :D hahahahahah paling bawa cc yang jarang saya pakai..>.< kalo bawa cash udah pasti abisnya cepettt huahauhauhua 100 rebu kalo udah pecah, abisnya cepet kayak menguappp
ReplyDeleteNah. Yang paling enak itu, kalau kemana-mana bawa uang secukupnya aja. Buat parkir, bensin sama makan. ATM dan segala jenis kartu, cukup ditinggal di rumah. Aman pasti.
Deleteyang bikin nggak bisa ngelak itu yg nomer satu, Membedakan antara kebutuhan dan keinginan. kadang keinginan bisa menjadi kebutuhan hehe
ReplyDeleteIya. Biasa tapi sekali terselubung ditutupi sama alasan-alasan klasik yang kita bikin sendiri. Yang sering alasan itu nampaka absurd saat kita sudah mikirin ulang.
DeleteKlau saya, untuk mngtr uang lbh ke , pembagian uang , agar uang hsl krja saya ada bekasnya
ReplyDeleteDibagi berdasarkan pemasukan ga?
DeleteWaah saya sangat sulit mengendalikan antara kebutuhan dan keinginan..terkadang keinginan selalu lebih besar daripada kebutuhan yang seharusnya diutamakan
ReplyDeletePerlu latihan itu. Dan kalau sudah terbentuk tinggal konsistensi aja yang dijaga
Deleteterima kasih gan sangat membantu.. harus saya terapin nih :)
ReplyDeleteAne doakan semoga bisa dijalanin.
DeleteKalau yang nomor 1,3,dan 5 sepertinya harus dilakukan nih. good post
ReplyDeleteLho. Yang 2 sama 4 gak harus ya?
Deletehadir mang.. mantep banget post nya hehe
ReplyDeleteMungkin ya yg pling pnting bisa membedakan keinginan dan kebutuhan, skrg keinginan org mcm2, yg sbnrny tidak prlu dilakukan, bgitu kan gan?
ReplyDeleteiya. Betul gan. Sebagai contoh, kayak makan aja. Makan khan harusnya sekadar menegakkan tulang punggung aja. Namun, karena inginnya kita macam-macam, jadi jenis dan tempat makanan bisa ke mana-mana. apalagi kalau sudah pada level boros karena terus makan di luar.
DeleteWah mantap masbro, kalo boleh ane tambahin juga harus pintar dalam berinvestasi masbro..
ReplyDeleteOh iya ya. Mungkin sp investasi dibahas nanti. Hehe
Deletebeda kebutuhan dengan keinginan memeang penting
ReplyDeleteYap. Betul sekali
DeleteWah selama ini saya hanya mencoba membedakan kebututan dan kepentingan serta membuat perencanaan di awal gajian. Saran lainnya perlu saya coba nih, makasih mas informasinya
ReplyDeleteKalau ada utang, mending segera dibayar gan. Hehe. Karena itu menyangkut "kepentingan' nasuonal
DeleteKalau gak ada gajian? Apa yang mau direncanakan?
DeleteTerima kasih ijin share
ReplyDeleteSilakan langsung di agar. Kalau copas, jangn lupa sertakan link sumber tulisannya. Makasih
DeleteTipsnya bermanfaat Bang, apalagi dari sumber terpercaya. Dan rekomendasi cekaja.com sebagai website pencari produk financial terbaik merupakan pilihan tepat bagi yang ingin mencariproduk financial. Btw sukses ya artikelnya, jangan lupa komentar baliknya di http://amir-silangit.blogspot.co.id/2016/05/ternyata-hobi-layangan-di-campur.html
ReplyDeleteTerima kasih. Semoga sukses juga ikutan kontesnya ya
DeleteHutang segera bayar, bener banget itu mas poinnya.
ReplyDeleteKarena klo orang berhutang secara psikologis, seseorang merasa dan terasa "ditekan" atau ada tekanan.
Tapi kalau tidak ada hutang, ya beban hidup serasa lebih mudah.
Terima kasih sharingnya mas. ^^
Yang sering terjadi, malah kita tunda Bayar meski sudah punya dana. Karena merasa kurang untuk bisa memenuhi kebutuhan .
Delete