Jika mendengar penuh suara fans, Manchester United (MU) mungkin telah mendepak Loius Van Gaal sejak pertengahan musim lalu dari kursi manager. Secercah harapan tentu mulai muncul saat MU bisa mengakhiri musim di posisi empat besar. Namun, mendapatkan nilai yang sama dengan tetangga yang "berisik" tapi kalah produktifitas gol tentu menyakitkan. Walau seharusnya, di atas kertas MU bisa mendapat nilai yang lebih baik ketimbang City. Dan dini hari tadipun publik sudah tahu. Bahwa Meneer Belanda itu resmi dipecat.
Baca juga: Soal MU, Goal dan Sistem dalam perusahaan
Saat MU memenangi gelar piala FA yang ke-12 di tahun ini, Rooney sempat menyatakan bahwa "tidak elok kalau membicarakan pemecatan Van Gaal saat MU meraih piala". Toh piala FA pertama Rooney itu tidak lantas membuat posisi sang manager aman. Saya sendiri memiliki ekpektasi tinggi terhadap Van Gaal, karena portofolionya cukup meyakinkan sebagai seorang manager dan pelatih sepakbola.
Jika dibandingkan dengan Guardiola yang mendapatkan 21 gelar semasa kepelatihannya, Van Gaal tidak buruk-buruk amat dengan hanya mendapatkan 20 gelar termasuk gelar piala FA. Namun, permainan negatif (meski menguasai pertandingan) membuat fans yang tidak sabaran memplesetkan nama Van Gaal dengan sebutan Van Gagal. Plesetan itu sekali lagi bukan sebuah isapan jempol semata. Presentasi kemenangan berjumlah 54 % adalah yang terburuk dalam sejarah MU di Premier League, bahkan jika disandingkan dengan David Moyes sekalipun.
Ia (Van Gaal) merasa kecewa karena tidak bisa menuntaskan misi 3 tahun kontraknya untuk memberikan impact kepada MU. Keberhasilan Van Gaal membuat MU juara piala FA dan memberi tempat kepada pemain-pemain muda (dan bersinar) seperti Jesse Lingard dan Marcus Rashford membuat saya berpikir, mungkin Van Gaal benar-benar akan membuat MU jadi juara di musim depan. Namun, tradisi setan merah tampil di Liga Champions tentu adalah kerugian ekonomi yang menjadi salah satu pertimbangan manajemen untuk tidak membuat tugas tiga tahun itu sesuai rencana. Apalagi, kalau berkaca pada iklim premier league yang lebih mengutamakan hasil instan dalam satu atau dua tahun.
MoU untuk MU?
Selama menjadi manajer Chelsea dalam dua kali masa jabatan, tercatat Jose Mourinho memainkan 212 pertandingan dengan 140 kemenangan, 44 hasil imbang dan 28 kekalahan. Presentasinya 66% dengan rasio gol dan keboboan adalah 377:152. Presentasi yang mengungguli legenda pelatih MU Sir Alex Fergusson yang "hanya" 65,2% (dari 810 pertandingan, 528 menang, 168 imbang dan kalah 114 kali) dan mencatat 1627 gol berbanding 703 kebobolan.
Sejarah juga mencatat, selama menukangi Chelsea Mou meraih tiga gelar juara premier league (2005, 2006 dan 2015), sebagai runner up pada tahun 2007, posisi 3 pada 2013. Namun pelatih kontroversial itu dua kali pula dipecat dari kursi pelatih pada 2007 dan 2008.
CV ini tergolong bagus. Apalagi sudah sekian lama beredar poster ataupun shal MU dengan foto atau tulisan Mourinho. Yang menandakan, bahwa Manchunian (fans MU) rindu akan kehadiran orang spesial ini. Walau kita harus sadar juga, bahwa jika kita mendambakan MU yang tampil menyerang harus bersabar diri menyaksikannya karena "FILOSOFI" sepakbola Mourinho yang lebih suka memarkir Bus asal bisa menang. Belakangan beredar kabar, jika MU ditangani Mourinho, the special one siap menjalankan tradisi klub yang memberi kesempatan pemain muda dan memainkan sepakbola menyerang.
Jangan Lupakan Pesaing
Apakah menjadi kabar baik jika Jose Mourinho menjadi pelatih MU? Entahlah. Rasa-rasanya keberadaan Leicester City yang sudah menjadi kejutan tahun ini dengan mengandalan pelatih "spesialis" runner-up belum cukup untuk menjadi tantangan keseruan musim depan di premier league. Karena Selain Leicester yang menjadi tantangan. MU harus berhadapan pula dengan skuad asuhan Antonio Conte di Chelsea dan Pep Guardiola di Manchester City. Atau akan menghadapi pasukan The Kop Binaan Jurgen Klopp yang sudah menjungkalkan MU dari perburuan gelar Liga Europa. Atau anak didik Pacettino yang berhasil menduduki peringkat tiga dan beberapa diantaranya akan mengisi skuad tim nasional Inggris di Euro 2016 Perancis.
Baca juga: Dongeng Leicester itupun menjadi nyata
Sejumlah kalangan mensinyalir, tahun ini memang sejumlah klub (mapan - besar) premier league mengalami penurunan performa. Meskipun keberadaan Manchester City yang berhasil menembus empat besar eropa dan Liverpool yang mencapai Final Liga Europa adalah catatan tersendiri. Boleh jadi, tahun 2016 - 2017 akan jadi musim yang pantas ditunggu-tunggu. Jikapun kemudian Mourinho akan melatih MU.
Jangan lupa. Bahwa Mourinho adalah sosok yang kontroversial dan tidak jarang memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan beberapa pemain. Mungkin saja, Juan Mata yang mencetak salah satu gol di final piala FA harus tersingkir dari skuad. Atau Wayne Rooney yang harus rela menghangatkan bangku cadangan jika Mou jadi pelatih. Belum lagi jika melihat rekam jejak Mourinho yang gemar menghamburkan uang untuk belanja pemain. Bisa jadi, ekspektasi besar terhadap Van Gaal (yang membelanjakan setidaknya 250 juta poundsterling selama dua musim) akan terjadi lagi pada Mou.
Saya. Sekali lagi mungkin hanya akan berkelakar dan ingin berandai-andai. Bahwa MU musim depan bukan dilatih oleh Mourinho. Tapi oleh pemikir dan legenda hidup MU bernama Ryan Giggs. Tidak peduli apakah Giggs punya Curricullum Vitae yang menjanjikan, atau filosofi permainan yang dielu-elukan. Karena sepertinya MU lebih membutuhkan figur yang jadi panutan dan mengerti betul luar dalam. Daripada sejadar CV dan Filosofi.
Setidaknya, tunggulah beberapa hari ke depan pengumuman resmi Setan Merah. Apakah akan menunjuk Mourinho, Giggs atau ada kejutan lainnya yang fans seperti saya merasa perlu untuk diberi hadiah manis di akhir musim tahun depan.
Kalo utk pelatih jangka panjang mah bagus Mou, mungkin utk musim ketiga MU bisa trebble..
ReplyDeleteBerdasarkan track record, Mou tidak pernah melatih klub secara berkepanjangan. Yang ada melatih, dapat prestasi lalu loncat ke klub lain lagi.
Deleteane gak paham bola ,tpi ya lumayan buat nambah" ilmu
ReplyDeleteOh mau ganti pelatih ya?
ReplyDeleteyup. Tinggal tunggu pegumumanya rabu ini
DeleteKalau menurut saya kang mou itu pelatih yang langsung memberikan gelar biasanya kalau sepengetahuan saya waktu di inter musim pertama mou langsung trebel dan di madrid langsung juara la liga dan terakhir di chelse juara primer leage. Nah sekarang apakah di MU bisa mempersembahkan gelar juara. Kita tunggu saja nanti.
ReplyDeleteYa semoga saja kalau benar-benar jadi pelatih MU. Bisa langsung beri gelar dan memberi kesempatan kepada pemain-pemain muda binaan sendiri untuk berkembang.
Delete