Materi ini saya kopi dari status saya pagi ini di akun Facebook Hendra abustman
Check this out:
Dalam film "Hero", Hiro Nakamura mampu mengendalikan waktu, sampai-sampai dia bisa kembali ke masa lalu. Barangkali mirip seperti Barry Allen dalam the Flash. Karena kemampuan mengendalikan waktu itulah, Hiro berupaya untuk merubah masa depannya menjadi lebih baik dengan kembali ke masa lalu dan menciptakan keadaan tertentu. Tidak banyak. Kecil saja. Tapi itu ternyata berefek sangat besar di mana ia kembali ke masa kini.
Hiro sendiri pernah menyelamatkan seorang yang dia sayangi di masa kini (dengan kembali ke masa lalu), namun perubahan yang terjadi di masa kini ternyata tidak seperti yang Hiro iginkan. Perubahannya terlalu banyak dan terlampau drastis. Lalu kemudian Hiro menyebutnya sebagai "butterfly effect". Sebagaimana yang pernah disebut di buku nya pak Jamil (kalau gak salah Judulnya) Makelar Rezeki. Satu kepakan saya kupu-kupu ternyata bisa berefek angin tornado di belahan bumi tertentu. Flash Point' kalau dalam serial "the Flash".
Tentu saja, cerita soal Hiro Nakamura dan Barry Allen hanya fiksi. Yang secara alami, mustahil manusia untuk bisa kembali ke masa lalu dan memperbaikinya agar masa kini kita seperti yang kita ingin dan mau-i.
Namun, kabar baiknya. Kita dapat merancang masa depan kita seperti apa dari apa yang kita lakukan di masa kini. Meski kita tahu, masa depan-pun masih misteri. Entoh satu detik usai kawan membaca kalimat ini.
Misalnya saja. Kita makan jengkol pagi ini, bisa saja di masa depan -siang ini misalnya- kita akan merasa lemas kemudian pingsan. Karena makan jengkolnya sampai 20 biji. Karena pingsan itulah klien gagal kita temui. Tidak ada negosiasi, proyek yang dinanti tak didapati. Akhirnya? Ada kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi hanya karena makan jengkol terlalu banyak. Termasuk kemungkinan sembuh dari penyakit gula, karena ada bukti klinis yang menunjukkan bahwa jengkol bisa menurunkan kadar gula.
Itu baru makan jengkol. Bagaimana dengan menjawab salam? Berolahraga meski hanya 5 menit? Tidur sejenak ketika di perjalanan? Mengikuti training ? Mengingatkan kawan? Membantu yang meringankan beban orang lain? Atau beragam kesempatan yang bisa saja kita lupa untuk melakukannya padahal sangat bermakna untuk kehidupan kita di masa yang akan datang.
Jika kita tidak lakukan? menyesal lah kita pada ujungnya. "Kenapa gue gak lakukan itu...", "Kenapa saya hanya beli dua Kavling tanah ke mas Hendra ya? Coba saja beli 4 kavling" dan lain-lain.
Pun ternyata. Dalam kehidupan beragama kita sudah diwanti-wanti. Soal bagaimana ternyata masa depan sebenar masa depan berupa akhirat. Adalah manifestasi tindak-laku kita di masa kini. Bersedekah seribu, memungkinkan kita dapat 700 kebaikan. Meninggalkan shalat, berakibat 500 tahun dapat siksa di akhirat. Saya yakin, kalian semua sudah sangat mafhum perihal amal baik-buruk, terpuji-tercela serta efeknya berupa pahala-dosa, surga-neraka.
Bila kita sadar, bahwa kita bisa menciptakan efek kupu-kupu dalam hidup dan dapat menciptakan kondisi lebih baik di akhirat. Kenapa tidak kita mulai saja hari ini dengan menulis yang baik-baik di media sosial? Merubah ha-ha-hi-hi tak karuan menjadi diskusi yang lebih produktif. Berkomentar tanpa provokasi. Dan membagikan sesuatu yang produktif dan bermakna bagi perubahan.
Siapa tahu, dari apa yang anda tulis, anda komentari dan bagikan akan menjadi satu kepakan yang mampu merubah dunia.
Jika ada yang bilang. "Karena mulut badan binasa", seperti yang terjadi pada konstelasi politik saat ini. Hanya karena mulut orang bisa jadi tersangka. Maka bolehlah saya bertutur sederhana. "Karena jari, bisa merubah dunia". "Dari ide menjadi kata, kata menjadi kalimat dan paragraf. Dari situ, semua bisa bermula"
Salam hangat
Saudaramu,
Abustman
Hendramadjid.com
Check this out:
Dalam film "Hero", Hiro Nakamura mampu mengendalikan waktu, sampai-sampai dia bisa kembali ke masa lalu. Barangkali mirip seperti Barry Allen dalam the Flash. Karena kemampuan mengendalikan waktu itulah, Hiro berupaya untuk merubah masa depannya menjadi lebih baik dengan kembali ke masa lalu dan menciptakan keadaan tertentu. Tidak banyak. Kecil saja. Tapi itu ternyata berefek sangat besar di mana ia kembali ke masa kini.
Hiro sendiri pernah menyelamatkan seorang yang dia sayangi di masa kini (dengan kembali ke masa lalu), namun perubahan yang terjadi di masa kini ternyata tidak seperti yang Hiro iginkan. Perubahannya terlalu banyak dan terlampau drastis. Lalu kemudian Hiro menyebutnya sebagai "butterfly effect". Sebagaimana yang pernah disebut di buku nya pak Jamil (kalau gak salah Judulnya) Makelar Rezeki. Satu kepakan saya kupu-kupu ternyata bisa berefek angin tornado di belahan bumi tertentu. Flash Point' kalau dalam serial "the Flash".
Tentu saja, cerita soal Hiro Nakamura dan Barry Allen hanya fiksi. Yang secara alami, mustahil manusia untuk bisa kembali ke masa lalu dan memperbaikinya agar masa kini kita seperti yang kita ingin dan mau-i.
Namun, kabar baiknya. Kita dapat merancang masa depan kita seperti apa dari apa yang kita lakukan di masa kini. Meski kita tahu, masa depan-pun masih misteri. Entoh satu detik usai kawan membaca kalimat ini.
Misalnya saja. Kita makan jengkol pagi ini, bisa saja di masa depan -siang ini misalnya- kita akan merasa lemas kemudian pingsan. Karena makan jengkolnya sampai 20 biji. Karena pingsan itulah klien gagal kita temui. Tidak ada negosiasi, proyek yang dinanti tak didapati. Akhirnya? Ada kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi hanya karena makan jengkol terlalu banyak. Termasuk kemungkinan sembuh dari penyakit gula, karena ada bukti klinis yang menunjukkan bahwa jengkol bisa menurunkan kadar gula.
Itu baru makan jengkol. Bagaimana dengan menjawab salam? Berolahraga meski hanya 5 menit? Tidur sejenak ketika di perjalanan? Mengikuti training ? Mengingatkan kawan? Membantu yang meringankan beban orang lain? Atau beragam kesempatan yang bisa saja kita lupa untuk melakukannya padahal sangat bermakna untuk kehidupan kita di masa yang akan datang.
Jika kita tidak lakukan? menyesal lah kita pada ujungnya. "Kenapa gue gak lakukan itu...", "Kenapa saya hanya beli dua Kavling tanah ke mas Hendra ya? Coba saja beli 4 kavling" dan lain-lain.
Pun ternyata. Dalam kehidupan beragama kita sudah diwanti-wanti. Soal bagaimana ternyata masa depan sebenar masa depan berupa akhirat. Adalah manifestasi tindak-laku kita di masa kini. Bersedekah seribu, memungkinkan kita dapat 700 kebaikan. Meninggalkan shalat, berakibat 500 tahun dapat siksa di akhirat. Saya yakin, kalian semua sudah sangat mafhum perihal amal baik-buruk, terpuji-tercela serta efeknya berupa pahala-dosa, surga-neraka.
Bila kita sadar, bahwa kita bisa menciptakan efek kupu-kupu dalam hidup dan dapat menciptakan kondisi lebih baik di akhirat. Kenapa tidak kita mulai saja hari ini dengan menulis yang baik-baik di media sosial? Merubah ha-ha-hi-hi tak karuan menjadi diskusi yang lebih produktif. Berkomentar tanpa provokasi. Dan membagikan sesuatu yang produktif dan bermakna bagi perubahan.
Siapa tahu, dari apa yang anda tulis, anda komentari dan bagikan akan menjadi satu kepakan yang mampu merubah dunia.
Jika ada yang bilang. "Karena mulut badan binasa", seperti yang terjadi pada konstelasi politik saat ini. Hanya karena mulut orang bisa jadi tersangka. Maka bolehlah saya bertutur sederhana. "Karena jari, bisa merubah dunia". "Dari ide menjadi kata, kata menjadi kalimat dan paragraf. Dari situ, semua bisa bermula"
Salam hangat
Saudaramu,
Abustman
Hendramadjid.com
Comments
Post a Comment