Dalam sejarah bangsa Viking selain bertani dan berdagang, mereka kerap melakukan pelayaran untuk menjarah sebuah desa, kota bahkan sebuah kerajaan. Di awal-awal perjalanan Ragnar Lothbrok berlayar menuju barat, kemenangan selalu didapat lebih cepat. Sehingga sebagian besar aksi penjarahan berubah jadi misi penaklukan.
Namun saat mereka menyerang Paris yang merupakan ibukota kerjaan Frankia. Setidaknya dua serangan awal pimpinan King' Ragnar (sebelumnya dia hanya petani dan kepala suku biasa) berakhir dengan kekalahan. Bahkan, ratusan (atau kabarnya seribu) pejuang Viking gugur dalam pertempuran yang sudah direncanakan secara matang dari segala arah dengan menggunakan peralatan yang dinyana-nyata akan berhasil menjatuhkan Paris.
Menariknya, justru kejatuhan Paris tidak dilakukan dengan peralatan lengkap dan serangan tiba-tiba di tengah malam. Ragnar yang seorang pagan (menyembah Odin, Thor dan Freya) dengan liciknya meminta untuk dibabtis di tengah kondisi sekarat pasca kekalahan telak kedua mereka di kota Paris. Seketika sebelum kematiannya, Ragnar meminta dikuburkan secara Kristen.
Dan benar saja, setelah kematian palsu yang direkayasa bersama anaknya Bjorn, Ragnar berhasil menaklukkan Paris yang memiliki benteng kokoh dan pasukan yang rela menjadi martir di bawah kibaran bendera Oriflame.
Hal ini semakin menasbihkan nama Ragnar Lothbrok sebagai seorang legenda di daratan Skandinavia dan sekitar pesisir Utara Inggris dan Perancis. Bahkan, generasi pasca Ragnar telah berlayar ke kawasan Baltik dan kemudian mendirikan kerajaan Russ (sekarang Russia) sekitar abad ke-11.
***
Cerita di atas Memang ringkasan singkat berdasarkan serial Viking yang saya tonton baru-baru ini. Kabarnya Saga kepahlawanan Legenda Viking Ragnar Lothbrok memang benar-benar menginspirasi serial itu. Tentu, karena ini fiksi, beberapa bumbu drama maupun "realitas" sejarah bisa saja tidak sesuai dengan aslinya.
Biar bagaimanapun juga, apa yang saya lihat di bagian ini (season 3, penaklukan kota Paris) semakin jelas menggambarkan apa yang disebut oleh Machiavelli. Bahwa Politik adalah soal Struggle of Power. Perebutan kekuasaan. Tidak peduli cara apapun yang bisa digunakan, yang terpenting kekuasaan IU bisa berada dalam genggaman.
Jika anda pernah menonton dua sesi sebelumnya, kita akan temukan pula bagaimana Ragnar yang sejatinya hanya petani yang punya mimpi menjarah ke barat berhasil menggulingkan kekuasaan Earl (semacam kepala suku dan penguasa lahan) Herald. Lalu, mengalahkan Jarl Borg yang membantai kampungnya (saat Ragnar menjarah wessex). Kemudian menjadikannya sebagai Raja, setelah upaya makar untuk membiasakan dia dan keluarganya yang direncanakan King Horik gagal total karena kecerdikannya memanipulasi beberapa orang yang sengaja dimasukkan ke dalam barisan Horik.
Dan semakin menarik. Saat membandingkan suhu politik di Indonesia bahkan dunia. Kejadiannya, metodenya hampir semuanya mirip. Yakni menggunakan segala cara agar bisa meraih kekuasaan. Saya tambah lagi dengan adanya era sosial media sekarang. Kata mas Jaya Setiabudi, Aroma Wangi, Busuknya Ketut dan kotoran akan tercium lebih cepat.
Dan you know lah. Kenapa kemudian sebagian orang tidak ingin berpolitik (praktis) bahkan enggan untuk membicarakannya. Dulu saja, ada Kyai yang membuat partai ada yang mencemooh, "harusnya pak Kyai gak usah berpolitik" seolah ini semakin menggambarkan bahwa politik itu kotor. Tadi pagi juga, saat mas Saptuari bicara soal bagaimana kita bisa jadi jurnalis hanya dengan bermodal video dan Facebook live untuk mengungkap kecurangan dalam pilkada. Lalu di kolom komentar ada yang mewanti-wanti, agar mas Saptu fokus saja ke inspirasi, motivasi dan soal anti-riba serta soal bebas utang. Bukan nyerempet-nyerpetin ke politik.
Beberapa kawan menyakini, kalau kita tidak ikut berpolitik, maka politik akan tetap seperti itu. Nampak buruk. Padahal dengan politik, kebaikan bisa tersebar dan membudaya lebih cepat dibanding dengan persuasi individual.
***
Baiklah. Lama-lama lelah juga saya mengetikkan ini. Rehat dulu. Saatnya jualan Rumah di jalan Golf. Dengan konsep sesuai syariah. Kalau ada yang mau, boleh nih hubungi saya di 081250163663
***
Di tengah riuh rendah real count pilkada serentak dan hangatnya isu politik di negeri ini.
Banjarbaru 160117
Abutsman
Nb. Artikel ini sudah saya terbitkan sebelumnya di abutsman.wordpress.Com dan akun Facebook: Hendra Abutsman
Namun saat mereka menyerang Paris yang merupakan ibukota kerjaan Frankia. Setidaknya dua serangan awal pimpinan King' Ragnar (sebelumnya dia hanya petani dan kepala suku biasa) berakhir dengan kekalahan. Bahkan, ratusan (atau kabarnya seribu) pejuang Viking gugur dalam pertempuran yang sudah direncanakan secara matang dari segala arah dengan menggunakan peralatan yang dinyana-nyata akan berhasil menjatuhkan Paris.
Menariknya, justru kejatuhan Paris tidak dilakukan dengan peralatan lengkap dan serangan tiba-tiba di tengah malam. Ragnar yang seorang pagan (menyembah Odin, Thor dan Freya) dengan liciknya meminta untuk dibabtis di tengah kondisi sekarat pasca kekalahan telak kedua mereka di kota Paris. Seketika sebelum kematiannya, Ragnar meminta dikuburkan secara Kristen.
Dan benar saja, setelah kematian palsu yang direkayasa bersama anaknya Bjorn, Ragnar berhasil menaklukkan Paris yang memiliki benteng kokoh dan pasukan yang rela menjadi martir di bawah kibaran bendera Oriflame.
Hal ini semakin menasbihkan nama Ragnar Lothbrok sebagai seorang legenda di daratan Skandinavia dan sekitar pesisir Utara Inggris dan Perancis. Bahkan, generasi pasca Ragnar telah berlayar ke kawasan Baltik dan kemudian mendirikan kerajaan Russ (sekarang Russia) sekitar abad ke-11.
***
Cerita di atas Memang ringkasan singkat berdasarkan serial Viking yang saya tonton baru-baru ini. Kabarnya Saga kepahlawanan Legenda Viking Ragnar Lothbrok memang benar-benar menginspirasi serial itu. Tentu, karena ini fiksi, beberapa bumbu drama maupun "realitas" sejarah bisa saja tidak sesuai dengan aslinya.
Biar bagaimanapun juga, apa yang saya lihat di bagian ini (season 3, penaklukan kota Paris) semakin jelas menggambarkan apa yang disebut oleh Machiavelli. Bahwa Politik adalah soal Struggle of Power. Perebutan kekuasaan. Tidak peduli cara apapun yang bisa digunakan, yang terpenting kekuasaan IU bisa berada dalam genggaman.
Jika anda pernah menonton dua sesi sebelumnya, kita akan temukan pula bagaimana Ragnar yang sejatinya hanya petani yang punya mimpi menjarah ke barat berhasil menggulingkan kekuasaan Earl (semacam kepala suku dan penguasa lahan) Herald. Lalu, mengalahkan Jarl Borg yang membantai kampungnya (saat Ragnar menjarah wessex). Kemudian menjadikannya sebagai Raja, setelah upaya makar untuk membiasakan dia dan keluarganya yang direncanakan King Horik gagal total karena kecerdikannya memanipulasi beberapa orang yang sengaja dimasukkan ke dalam barisan Horik.
Dan semakin menarik. Saat membandingkan suhu politik di Indonesia bahkan dunia. Kejadiannya, metodenya hampir semuanya mirip. Yakni menggunakan segala cara agar bisa meraih kekuasaan. Saya tambah lagi dengan adanya era sosial media sekarang. Kata mas Jaya Setiabudi, Aroma Wangi, Busuknya Ketut dan kotoran akan tercium lebih cepat.
Dan you know lah. Kenapa kemudian sebagian orang tidak ingin berpolitik (praktis) bahkan enggan untuk membicarakannya. Dulu saja, ada Kyai yang membuat partai ada yang mencemooh, "harusnya pak Kyai gak usah berpolitik" seolah ini semakin menggambarkan bahwa politik itu kotor. Tadi pagi juga, saat mas Saptuari bicara soal bagaimana kita bisa jadi jurnalis hanya dengan bermodal video dan Facebook live untuk mengungkap kecurangan dalam pilkada. Lalu di kolom komentar ada yang mewanti-wanti, agar mas Saptu fokus saja ke inspirasi, motivasi dan soal anti-riba serta soal bebas utang. Bukan nyerempet-nyerpetin ke politik.
Beberapa kawan menyakini, kalau kita tidak ikut berpolitik, maka politik akan tetap seperti itu. Nampak buruk. Padahal dengan politik, kebaikan bisa tersebar dan membudaya lebih cepat dibanding dengan persuasi individual.
***
Baiklah. Lama-lama lelah juga saya mengetikkan ini. Rehat dulu. Saatnya jualan Rumah di jalan Golf. Dengan konsep sesuai syariah. Kalau ada yang mau, boleh nih hubungi saya di 081250163663
***
Di tengah riuh rendah real count pilkada serentak dan hangatnya isu politik di negeri ini.
Banjarbaru 160117
Abutsman
Nb. Artikel ini sudah saya terbitkan sebelumnya di abutsman.wordpress.Com dan akun Facebook: Hendra Abutsman
Comments
Post a Comment