Terceritalah seorang Budak Ethiopia. Namanya Wahsyi bin Harb. Oleh Hindun dia Dijanjikan kebebasan jika mampu membalaskan dendam kematian ayahnya pada salah satu dari ketiga orang. Muhammad shallahu'alayhiwassalam, Ali bin Abi Thalib dan Hamzah bin Abdul Muthalib.
Di saat peperangan Uhud, dua nama di atas berada jauh dan sulit untuk dibunuh. Sedang Hamzah berperang seperti singa (kemudian beliau dijuluki اسد الله singa Allah). Dalam kesibukan menghadapi lawan itulah paman Nabi itu terlihat lengah dan tak terlalu memperhatiakan sekeliling.
Di situlah Wahsyi melihat kesempatan. Dengan keahliannya, sebagai seorang Ethiopian, Wahsyi kemudian melemparkan lembing. Lembing tepat mengenai pinggang Hamzah dan tembus hingga di antara kedua kakinya. Kekuatan dalam hatinya membuat Hamzah masih ingin melawan. Namun apa daya sakit yang tak Terperi itu lebih kuat sehingga membuatnya tumbang.
Dan episode selanjutnya dari peristiwa terbunuhnya Hamzah ini kita tahu bersama. Hindun membelah dada Hamzah kemudian memakan jantungnya. Kondisi di mana membuat Rosulullah sedih atas kematian orang yang dicintainya. Yang selama ini menjadi pelindung dakwah Islam.
Secara epik, kematian Hamzah ini dicerita dalam sebuah nasyid yang sedih berjudul Hamzah Asadullah yang dinyanyikan oleh inteam.
***
Jika hanya sampai di titik ini, boleh jadi kita akan berkesimpulan dan menghujat Wahsyi. Dia membunuh orang terbaik. Hamzah bin Abdul Muthallib.
Namun ceritanya tidak berakhir di sini. Setelah tersiar kabar pengampunan nabi usai futuuhat Makkah, wahsyi sempat lari ke Tha'if. Lalu kemudian pada satu momen akhirnya Wahsyi menemui nabi dan mengikrarkan syahadat sebagai titik tolak KeIslamannya.
Walau begitu. Keberadaanya tidak serta-merta dapat menghilangkan luka di hati nabi. Meski beliau sudah memaafkan.
Baru, setelah masa Abu Bakar. Dalam Perang Yamamah, Wahsyi menjadi pahlawan. Dia membunuh seburuk-buruk manusia. Dialah Musailammah Al kadzdzab. Seorang yang mengaku nabi.
Musailamah sendiri terbunuh dengan lembing yang sama dengan lembing yang membunuh Hamzah.
***
Cerita ini bukan cerita from zero to Hero. Tapi cerita soal perjalanan hidup manusia yang dapat jadi pelajaran untuk kita semua. Bahwa, apapun keburukan yang dia lakukan dimasa kini, tidaklah menunjukkan akhir dari hidupnya akan seperti itu.
Karena manusia bisa berubah.
Kita mungkin terlalu sering menggambarkan sosok Umar bin Khathab sebagai cerita perubahan. Transformasi manusia yang bertolak belakang sisi hidupnya. Namun cerita Wahsyi bin Harb ini juga patut untuk dipehatikan.
Banjarbaru.
Menjelang tengah malam tak bisa tidur.
27.02.17
Hendra Abutsman
Di saat peperangan Uhud, dua nama di atas berada jauh dan sulit untuk dibunuh. Sedang Hamzah berperang seperti singa (kemudian beliau dijuluki اسد الله singa Allah). Dalam kesibukan menghadapi lawan itulah paman Nabi itu terlihat lengah dan tak terlalu memperhatiakan sekeliling.
Di situlah Wahsyi melihat kesempatan. Dengan keahliannya, sebagai seorang Ethiopian, Wahsyi kemudian melemparkan lembing. Lembing tepat mengenai pinggang Hamzah dan tembus hingga di antara kedua kakinya. Kekuatan dalam hatinya membuat Hamzah masih ingin melawan. Namun apa daya sakit yang tak Terperi itu lebih kuat sehingga membuatnya tumbang.
Dan episode selanjutnya dari peristiwa terbunuhnya Hamzah ini kita tahu bersama. Hindun membelah dada Hamzah kemudian memakan jantungnya. Kondisi di mana membuat Rosulullah sedih atas kematian orang yang dicintainya. Yang selama ini menjadi pelindung dakwah Islam.
Secara epik, kematian Hamzah ini dicerita dalam sebuah nasyid yang sedih berjudul Hamzah Asadullah yang dinyanyikan oleh inteam.
***
Jika hanya sampai di titik ini, boleh jadi kita akan berkesimpulan dan menghujat Wahsyi. Dia membunuh orang terbaik. Hamzah bin Abdul Muthallib.
Namun ceritanya tidak berakhir di sini. Setelah tersiar kabar pengampunan nabi usai futuuhat Makkah, wahsyi sempat lari ke Tha'if. Lalu kemudian pada satu momen akhirnya Wahsyi menemui nabi dan mengikrarkan syahadat sebagai titik tolak KeIslamannya.
Walau begitu. Keberadaanya tidak serta-merta dapat menghilangkan luka di hati nabi. Meski beliau sudah memaafkan.
Baru, setelah masa Abu Bakar. Dalam Perang Yamamah, Wahsyi menjadi pahlawan. Dia membunuh seburuk-buruk manusia. Dialah Musailammah Al kadzdzab. Seorang yang mengaku nabi.
Musailamah sendiri terbunuh dengan lembing yang sama dengan lembing yang membunuh Hamzah.
***
Cerita ini bukan cerita from zero to Hero. Tapi cerita soal perjalanan hidup manusia yang dapat jadi pelajaran untuk kita semua. Bahwa, apapun keburukan yang dia lakukan dimasa kini, tidaklah menunjukkan akhir dari hidupnya akan seperti itu.
Karena manusia bisa berubah.
Kita mungkin terlalu sering menggambarkan sosok Umar bin Khathab sebagai cerita perubahan. Transformasi manusia yang bertolak belakang sisi hidupnya. Namun cerita Wahsyi bin Harb ini juga patut untuk dipehatikan.
Banjarbaru.
Menjelang tengah malam tak bisa tidur.
27.02.17
Hendra Abutsman
Casino Resort Spa - KSNH
ReplyDeleteSituated in Redding, California, Casino Resort Spa has 1,600 논산 출장안마 rooms with 정읍 출장안마 a total of 2,000 slot machines 화성 출장안마 and more 밀양 출장샵 than 200 table games. The 진주 출장샵 casino