Saat tangismu memecah subuh
Tak ada lagi duka apalagi kantuk di mata
Kamu senyum tapi belum melihat betul siapa diriku
Tak ada lagi duka apalagi kantuk di mata
Kamu senyum tapi belum melihat betul siapa diriku
Duhai gadisku
Perlahan kau tumbuh
Dalam buai dan pelukan
Aku memandimu basah
Tabur badan aroma pandan
Dalam buai dan pelukan
Aku memandimu basah
Tabur badan aroma pandan
Duhai gadisku
Saat kau hanya seorang
Kau kayaknya bintang terang
Selalu jadi perhatian
Kau kayaknya bintang terang
Selalu jadi perhatian
Saat bintang lain muncul
Lalu menampakkan sinarnya
Kau nampak tidak senang
Cemburu, tapi sayang
Lalu menampakkan sinarnya
Kau nampak tidak senang
Cemburu, tapi sayang
Duhai gadisku
Saat kau rindu menggebu
Mimpi malam membangunkannya
Memanggil aku
Namun, saat kuajak bicara melalui udara
Kau diam malu
Seandai bicara, "abah... datanglah padamu
Duhai gadisku
Aku pun rindu padamu
Membersamaimu, menyaksi tumbuh kembangmu
Bersabar menahan ledakan emosimu
Dan bertegas pada laku ganjilmu
Membersamaimu, menyaksi tumbuh kembangmu
Bersabar menahan ledakan emosimu
Dan bertegas pada laku ganjilmu
Duhai gadisku
Jika waktu semalam tak pernah cukup dalam seminggu
Izinkan ayahmu membalut sedemikian doa
Agar malam dan mainmu bersamaku
Duhai gadisku
Ku mencintaimu
*Untuk gadisku, puteriku sayang
kau selalu dihati
selalu dipikirku
sepanjang hidupku
kau buat ku tersenyum
buat ku terharu
Bidadari kecilku
(Edcoustic, Event in my Dream)
Simak pusi lainnya:
Bepuisi banar pian nah...he..he...
ReplyDeleteNyahahah... salah satu obat rindu
Deleteizin copas coeg
ReplyDeleteboleh. Tapi dengan syarat jangan lupa cantumkan sumber/ Linknya gan bila di publish ke sosmed atau ke blog atau media apapun yang agan publishkan
Delete