Skip to main content

Posts

Headline, the power of words

Saya seringkali merasakan bahwa tidak mudah untuk membuat headline sebuah tulisan. Apalagi headline menarik dan clickable seperti gambar foto koran di bawah. Bahkan, tak jarang mengalami kebuntuan untuk memilih judul dan putuskan memberi judul seadanya. Menyambung pembahasan soal "selera" pada status sebelumnya. Ternyata judul, headline, feature yang "Menggugah Selera" berpotensi untuk tersebar luasnya sebuah tulisan, artikel opini dan berita. Rekan-rekan wartawan dan blogger senior pastilah sangat mahir meramu dengan cepat kalimat yang pas. Disebabkan pengalaman panjangnya setiap hari membuat berita. Tadi malam, saat bertemu coach Sukma dan Jaya, salah satu yang mereka ingatkan adalah soal keahlian yang harus terus di asah agar ekspertisi tersebut menjadi bagian dari diri kita dan seolah keluar secara otomatis tanpa perlu effort yang besar. Bahkan. Hemat saya, saat mereka menyampaikan soal self imaging dan menimbulkan rasa percaya diri, seseorang justru...

Menulis itu...

Ada sebuah bidang keilmuan, namanya forensik linguistik. Ilmu ini pernah digunakan untuk mengungkap kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Criss Coleman terhadap istri dan anaknya pada tahun 2009. Coleman ditangkap setelah diketahui secara pasti, bahwa dialah yang mengirimkan email berupa ancaman kepada dirinya sendiri. Yang berisi ancaman terhadap istri dan anaknya. Selain beberapa bukti dan deduksi lain yang memberatkannya. Ternyata cara menulis dan gaya bahasanya lah yang menjadi titik terang para penyidik untuk menahannya. Anda bisa bayangkan, Coleman sering mengetik "dont'" tidak dengan "don't'" atau kata "wold'nt" dengan tulisan "wouldnt'" dan itu mampu dianalisa oleh forensik linguistik. Belakangan muncul fake chat dengan skrinsut WhatsApp seseorang tertentu melakukan chat dengan dirinya lalu skrinsut tersebut lalu disebar dan menjadi viral. Menjadi fitnah bagi sebagian tertentu. Padahal, dengan forensik linguistik,...

Perihal Selera Manusia

Di belahan bumi yang lain, buah Durian tidak digemari. Karena baunya yang amat menyengat, busuk macam "kaos kaki" ujar mereka. Bahkan, ketika naik pesawat buah ini terlarang untuk terbang. Tapi di Indonesia, dan beberapa negara lain di Asia tenggara. Durian adalah primadona, meski tidak sedikit pula yang merasa mual atau pusing saat aromanya tercium dari kejauhan. Istri dan keluarga saya termasuk menggemarinya. Kecuali dua anak kami yang masih balita itu. Sepertinya. Suka dan tidak atas durian itu adalah perkara selera. Jika bukan selera, saya belum tahu padanan kata apa yang pas untuk menggambarkannya. Ada kawan yang sampai saat ini belum menikah, padahal usianya sudah cukup matang. Dari segi finansial (menurut sangkaan saya) juga terkategori "mapan". Berapologi perihal kejomblo-annya atas belum ada yang cocok, klik, pas. Lebih jauh lagi, kabarnya dia menginginkan paras wanita idamannya umpama Citra Kirana ataulah Oki Setiana. Saya bilang ke dia: "sepe...

Sesuatu bermana "butterfly effect"

Materi ini saya kopi dari status saya pagi ini di akun Facebook Hendra abustman Check this out: Dalam film "Hero", Hiro Nakamura mampu mengendalikan waktu, sampai-sampai dia bisa kembali ke masa lalu. Barangkali mirip seperti Barry Allen dalam the Flash. Karena kemampuan mengendalikan waktu itulah, Hiro berupaya untuk merubah masa depannya menjadi lebih baik dengan kembali ke masa lalu dan menciptakan keadaan tertentu. Tidak banyak. Kecil saja. Tapi itu ternyata berefek sangat besar di mana ia kembali ke masa kini. Hiro sendiri pernah menyelamatkan seorang yang dia sayangi di masa kini (dengan kembali ke masa lalu), namun perubahan yang terjadi di masa kini ternyata tidak seperti yang Hiro iginkan. Perubahannya terlalu banyak dan terlampau drastis. Lalu kemudian Hiro menyebutnya sebagai "butterfly effect". Sebagaimana yang pernah disebut di buku nya pak Jamil (kalau gak salah Judulnya) Makelar Rezeki. Satu kepakan saya kupu-kupu ternyata bisa berefek angin tor...

Dilema Pemberi Utang

Di suatu hari X: "bro... Mobil gue sudah laku" Y: "owh iya. Selamat ya bro..." X: "Alhamdulillah... Makasih bro" Y: "BTW, lu kan ada utang sama Gue. Bayar dong. Lagi perlu duit nih" X: "sori bro... Uangnya udah gue belikan mobil seken yang agak kecilan" Y: "berarti masih ada sisa dong buat lu bayar utang ke gue?" X: "duitnya abis bro. Buat service, ganti oli dan repair beberapa bagian jok biar enak bawa mobilnya" Y: (nelan obeng) "lu niat bayar gak sih" X: "bulan depan ya... Kalau gue dapat bagi hasil investasi grandong" Y: "hah? Lu juga investasi?" (Pingsan lalu Makan bulan) *** Sering menemui kondisi demikian? Sepertinya lumrah terjadi di sekitar kita. Kalau mau pinjaman duit, harus rela bersabar berlipat-lipat. Jika memang yang mau pinjam duit memang lagi sangat butuh dan kita tau track recordnya dia. Ya sudah... Sedekahin aja. Jangan dikasih utang. *** Tulisan ini...

Panas Panas Tahi Ayam

Coba perhatikan, Berapa lama sebuah topik menjadi tren di sebuah media sosial atau lebih umum lagi, tren di dalam sebuah komunitas bernama masyarakat? Setahun? Enam bulan? Empat bulan? Sebulan? Atau bahkan seminggu? Sekarang timeline kita tidak lagi penuh dengan tema: "om telolet om" tapi soal "keNAIKan harga produk dan jasa" setelah sebelumnya diselingi dengan "bom panci"dan "alat bukti timbangan". Atau yang lumayan lama, soal aksi damai, pengadilan penistaan agama dan lain sebagainya. Semua itu nyaris tidak mewarnai timeline dan pembicaraan kita setahun penuh. Bahkan, ada tren yang hanya bertahan selama satu Minggu. Setelah itu, kita lupa atau terlupakan dengan isu, tren apatah topik terbaru. Saya sendiri secara pribadi jadi penasaran. Ada apa dengan topik ini? Koq bisa hits? Sehingga kadang ikutan nyentil juga dalam bentuk status. Walau pada kenyataannya, saya seperti terbawa sebuah arus deras yang berakhir singkat dan kembali dibaw...

4 Cara Mudah Mendatangkan Pembeli

Salah satu inspirasi dari serial chef (dorama Jepang) mengenai tips dan trik untuk pedagang makanan di pinggir jalan, adalah bagaimana kita dapat merangsang panca Indra manusia untuk menjadi lead agar mereke datang berkerumun. Baca Juta: Ide Gila Untuk meledakkan Bisnis Tips itu saya bagi menjadi 4 poin Cara Mudah Mendatangkan Pembeli berikut: 1. Penciuman. Panggillah calon pelanggan dengan aroma yang kuat dari masakan kita. Hal ini sering saya temukan saat jam-jam makan siang atau sore menjelang malam di beberapa daerah. Kadang saya mencium bau bawang yang digoreng, ayam yang sedang dipanggang, terasi yang lagi dibakar lalu diulek jadi sambal terasi. Atau aroma asap dari panggangan ikan dan pepes. Rasanya, panggilan itu begitu kuat. Jadi memang berminat mencari tempat makan, maka pasti saya akan singgah ke sana. Source: google Image 2. Pendengaran. Menambah sensasi bawa masakan yang tersaji di sana fresh. Atau menjadi tanda, bahwa di sana ada yang jual mak...