Skip to main content

Posts

Menyolatkan pendukung "nganu"

Setahu saya, Rosulullah tidak ikut menyolatkan Abdullah bin Ubay bin Salul yang merupakan dedengkot kaum Munafik. Namun beliau juga tidak melarang para sahabat yang menyolatkannya karena ketidaktahuan mereka atas status munafik Abdullah bin Ubay bin Salul. Ketidaktahuan akan status seseorang sebagai munafik pun adalah perkara yang wajar. Walaupun ada seorang sahabat nabi bernama Huzaifah bin Al Yaman yang memiliki ilmu rahasia untuk mengetahui seseorang itu munafik atau tidak. Sehingga Umar bin Khathab bisa yakin seseorang itu munafik atau tidak dengan mengikuti Huzaifah. Memang ada ciri-ciri seorang itu bisa disebut sebagai munafik di dalam nash. Namun apakah kita bisa yakin, misalnya ketika dia berjanji untuk datang pada jam 8 namun datang jam 9, sebagai orang munafik misalnya? Atau dalam tataran yang lebih berat. Tiga ciri² yang telah sama kita ketahui tersebut harusnya menjadi semacam self correcrtion. Muhasabah kepada diri sendiri, apakah diri kita termasuk munafik atau tidak....

Molte Grazie Claudio

Tak Ada Yang Bisa Menghapus Sejarah Kemenangannya tahun lalu bak cerita dongeng saja. Maklum, target menghindari zona Degradasi saja ternyata berbuah piala sebagai kampiun Liga Premier Inggris. Pelatih yang dijuluki The Tinkerman itu, setelah sembilan bulan musim ini dipecat oleh manajemen Leicester. Karena tak kunjung bisa mengangkat performa tim yang hanya berjarak satu poin sama di zona degradasi. Walaupun pencapaiannya musim ini tidak bisa dibilang jelek-jelek amat. Karena di Champions League, masih ada asa untuk menembus babak selanjutnya meskipun kalah 2-1 di kandang lawan. Di mana ini merupakan kompetisi tertinggi Eropa pertama bagi Leicester. Namun, seperti banyak kasus lainnya, tidak semua orang bisa kita puaskan. Tidak semua orang kita bisa paksa untuk suka dan setuju kepada kita. PHK terhadap Claudio Ranieri tak dapat terelakkan. Satu pesan Jose Mourinho kepada Ranieri, "Tak ada yang bisa menghapus sejarah". Karena biar bagaimanapun ditutupi, sejarah akan t...

Bisnis Tanpa Modal, Bisa?

Saat hijrah ke Madinah, Abdurrahman bin 'auf meninggalkan hartanya di Mekkah. Sehingga, untuk memulai bisnis di Madinah dia harus dari nol lagi. Salah seorang sahabat kaum Anshar lalu menawarinya sebidang tanah dan seorang istri (untuk diceraikan lalu dinikahi Abdurrahman) tapi dia menolaknya dengan halus. Sembari berazam akan meminang seorang gadis Madinah dengan emas seberat kurma. Ringkas cerita. Saat itu Abdurrahman memulai Bisnis dengan datang ke pasar. Dia cari orang jualan unta untuk kemudian dijual kembali. Pada awalnya, hanya membantu menjual unta untuk mendapatkan fee penjualan. Hingga terkumpul uang untuk membeli seekor unta lalu dia jual sendiri. Menariknya, saat sudah mampu menjual sendiri unta. Abdurrahman malah menjual unta tersebut dengan harga modal. Tentu saja laris manis. Karena orang-orang yang sudah tahu harga pasaran unta pasti akan memilih membeli kepada Abdurrahman bin Auf. Lha... Kalau jual dengan harga modal, di mana untungnya? Kerja bakti kan gitu...

Antara Ragnar, Viking dan Politik

Dalam sejarah bangsa Viking selain bertani dan berdagang, mereka kerap melakukan pelayaran untuk menjarah sebuah desa, kota bahkan sebuah kerajaan. Di awal-awal perjalanan Ragnar Lothbrok berlayar menuju barat, kemenangan selalu didapat lebih cepat. Sehingga sebagian besar aksi penjarahan berubah jadi misi penaklukan. Namun saat mereka menyerang Paris yang merupakan ibukota kerjaan Frankia. Setidaknya dua serangan awal pimpinan King' Ragnar (sebelumnya dia hanya petani dan kepala suku biasa) berakhir dengan kekalahan. Bahkan, ratusan (atau kabarnya seribu) pejuang Viking gugur dalam pertempuran yang sudah direncanakan secara matang dari segala arah dengan menggunakan peralatan yang dinyana-nyata akan berhasil menjatuhkan Paris. Menariknya, justru kejatuhan Paris tidak dilakukan dengan peralatan lengkap dan serangan tiba-tiba di tengah malam. Ragnar yang seorang pagan (menyembah Odin, Thor dan Freya) dengan liciknya meminta untuk dibabtis di tengah kondisi sekarat pasca keka...

Kadar Uji Setiap Hamba

Pernahkah kita. Siapapun itu. Baik yang menulis atau yang sedang membaca coretan ini. Pernah merasa saat sakit berhari-hari, namun tidak kunjung sembuh juga. Lalu dengan gampangnya kita menyatakan bahwa "demikian beratkah ujian dari Tuhan?" Saya sendiri. Pernah lebih dari seminggu terserang demam typus. Disebabkan buruknya pola makan, minum dan istirahat sewaktu mahasiswa dahulu. Ditambah kesibukan sebagai ketua panitia acara dakwah di Kalimantan Selatan. Saya yang ketika itu terbaring sendirian di kamar, seolah tidak dipedulikan oleh kawan-kawan satu kost yang sebagain besar pula adalah aktivis lembaga dakwah kampus. Di beberapa hari menjelang kesembuhan, saya seolah mengutuk diri dan merasa waktu yang saya miliki hidup di dunia ini tidaklah lama lagi. Lalu dengan kemarahan membuncah, saya kecewa dengan rekan-rekan yang tidak juga menjenguk. Saya berpikir, andai saja saya mati saat ini, mungkin mereka akan tahu setelah bau busuk mayat tercium dari satu sudut kamar. Ber...

Headline, the power of words

Saya seringkali merasakan bahwa tidak mudah untuk membuat headline sebuah tulisan. Apalagi headline menarik dan clickable seperti gambar foto koran di bawah. Bahkan, tak jarang mengalami kebuntuan untuk memilih judul dan putuskan memberi judul seadanya. Menyambung pembahasan soal "selera" pada status sebelumnya. Ternyata judul, headline, feature yang "Menggugah Selera" berpotensi untuk tersebar luasnya sebuah tulisan, artikel opini dan berita. Rekan-rekan wartawan dan blogger senior pastilah sangat mahir meramu dengan cepat kalimat yang pas. Disebabkan pengalaman panjangnya setiap hari membuat berita. Tadi malam, saat bertemu coach Sukma dan Jaya, salah satu yang mereka ingatkan adalah soal keahlian yang harus terus di asah agar ekspertisi tersebut menjadi bagian dari diri kita dan seolah keluar secara otomatis tanpa perlu effort yang besar. Bahkan. Hemat saya, saat mereka menyampaikan soal self imaging dan menimbulkan rasa percaya diri, seseorang justru...

Menulis itu...

Ada sebuah bidang keilmuan, namanya forensik linguistik. Ilmu ini pernah digunakan untuk mengungkap kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Criss Coleman terhadap istri dan anaknya pada tahun 2009. Coleman ditangkap setelah diketahui secara pasti, bahwa dialah yang mengirimkan email berupa ancaman kepada dirinya sendiri. Yang berisi ancaman terhadap istri dan anaknya. Selain beberapa bukti dan deduksi lain yang memberatkannya. Ternyata cara menulis dan gaya bahasanya lah yang menjadi titik terang para penyidik untuk menahannya. Anda bisa bayangkan, Coleman sering mengetik "dont'" tidak dengan "don't'" atau kata "wold'nt" dengan tulisan "wouldnt'" dan itu mampu dianalisa oleh forensik linguistik. Belakangan muncul fake chat dengan skrinsut WhatsApp seseorang tertentu melakukan chat dengan dirinya lalu skrinsut tersebut lalu disebar dan menjadi viral. Menjadi fitnah bagi sebagian tertentu. Padahal, dengan forensik linguistik,...